Mohon tunggu...
Robert Parlaungan Siregar
Robert Parlaungan Siregar Mohon Tunggu... lainnya -

Sekarang Pemerhati Indonesia Kekinian.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Mengingat Keramahan dan Kebaikan Hati Warga Bali

28 Agustus 2015   04:20 Diperbarui: 28 Agustus 2015   04:20 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bergenerasi para Ibu-ibu membangun “pasar” (market), pasar suvenir. Sebagian meninggalkan rumah mereka di siang hari untuk menjaga toko/tenda mereka. Dalam bilangan satu, dua tahun Pengusaha Besar menikmati , meraup keuntungan dari pasar yang dibangun para Ibu-ibu ini.

Dalam dunia sepak bola ini disebut Offside

Pemerintah Daerah perlu hadir dalam meningkatkan kenyamanan pembeli di toko dan pasar tradisional

Teluk Benoa akan diurug seluas 700 hektar

Reklamasi, bagi Warga Bali Teluk Benoa, diantaranya merugikan para nelayan yang menggantungkan hidup mereka dari tangkapan ikan di kawasan perairan sekitar Teluk Benoa. Sebuah tradisi unik masyarakat setempat, yakni mekekarang (mencari hasil laut saat laut surut), juga masih terjaga hingga kini. Sebuah tradisi yang mengidentifikasikan bahwa laut memiliki kaitan yang penting terhadap karakter budaya bangsa.

Reklamasi Teluk Benoa bisa mengubah garis pantai dan alur laut sehingga mengancam kelangsungan hidup biota laut, burung endemik, dan pertumbuhan terumbu karang.

Pemangku Adat/Agama, Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat harus hadir

Pemangku kepentingan diatas perlu memastikan bahwa memajukan Bali berarti memajukan Warga Bali. Membantu mereka mempertahankan tradisi mereka, mempertahankan kekuatan Bali. Bali dimata saya adalah adat dan agama mereka, kesenian mereka, alam yaitu pantai dan gunung, sawah dan sistim subak mereka.

Pertama kali saya mengunjungi Bali, adalah 40 tahun lalu. Pulang dari Bali menuju Jakarta, di dalam pesawat duduk disebelah saya sepasang suami isteri, warga Swiss yang sedang berbulan madu. Profesi sang suami adalah pengacara. Si Pengacara menyerahkan kartu namanya kepada saya dan mengundang saya mengunjungi mereka jika berada di Swis. Mereka terkesan dan berterima kasih atas penerimaan Warga Bali.

Kejadian serupa beberapa tahun kemudian dengan seorang pemilik merangkap pemimpin tur dari Kanada. Sesudah berkenalan, ngobrol lalu dengan tiba-tiba dia menyuguhkan kartu namanya. Dia mengundang saya: Datanglah ke Kanada, akan saya susun tur yang terbaik untuk kamu. Jangan pikirkan soal biaya.

Hai Warga Bali: Teman-teman kalian ada dimana-mana. Kami akan selalu ingat keramah-tamahan kalian, kebaikan hati kalian dan kebahagiaan yang kalian berikan kepada kami

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun