Mohon tunggu...
Robert Parlaungan Siregar
Robert Parlaungan Siregar Mohon Tunggu... lainnya -

Sekarang Pemerhati Indonesia Kekinian.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Revolusi Mental, Manusia Indonesia yang Berkepribadian: Nama Perumahan dalam Bahasa Indonesia

23 Agustus 2014   10:59 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:47 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu target dalam Revolusi Mental dari Presiden Terpilih Jokowi adalah "Menuju manusia Indonesia yang berkepribadian". Jokowi mengakui Revolusi Mental mendapat masukan dari konsep Trisakti Bung Karno. Konsep ketiga dari Trisakti Bung Karno adalah "Indonesia yang berkepribadian secara sosial budaya".

Bangsa Indonesia kurang percaya diri untuk menggunakan bahasa Indonesia sebagai identitas diri bangsa.

Mendikbud  Mohammad Nuh, pada seminar bahasa dan lokakarya lembaga adat di Jakarta 18/8/14, mengatakan bangsa Indonesia kurang percaya diri untuk menggunakan bahasa Indonesia sebagai identitas diri bangsa.

Penamaan pusat perbelanjaan, perumahan, jalan-jalan dan nama-nama tempat bisnis lainnya lebih bangga menggunakan bahasa asing.

Nama perumahan dalam bahasa asing

Penulis mengirimkan posel pada Realestat Indonesia(24/11/2013) mengingatkan janji mereka untuk kembali menggunakan bahasa lokal dalam penamaan apartemen dan unit klaster.

Salinan dari posel diatas:

Yth. Pemimpin Realestat Indonesia (REI)

dpprei@yahoo.com

Apartemen dan Klaster Harus Pakai Nama Lokal

Iklan dalam media massa ataupun dalam bentuk selebaran, khususnya perumahan, penuh dengan pemakaian nama asing. Iklan-iklan itu pun  ditawarkan  dalam bahasa asing. Misalnya, Growth with Rhytm of Senses, Royal Mediterania Garden Residences dan The Squares, Immerse in Everything Stylish, Clover, Zevo, Icora. Nama-nama asing itu membuat kita serasa tinggal di negeri Antah Berantah. Hanya klaster yang paling murah yang memakai nama Indonesia.  Tampaknya telah terjadi pengastaan. Yang kaya hanya ingin tinggal di perumahan yang memakai nama asing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun