Gubernur DKI Ahok dalam satu hari yaitu pada 26 Januari 2015 membuat tiga gebrakan terpuji. Gebrakan positif bagi penduduk Jakarta khususnya dan bagi bangsa Indonesia umumnya.
Gebrakan apa saja
- Pemrov DKI akan bongkar tiang monorel setelah 8 tahun tidak jelas nasibnya
- SMS Gubernur A Hok kepada Menteri PU dan Perumahan Rakyat: kontraktor PU brengsek
- Gubernur A Hok: Iklan rokok kita bongkar begitu pajaknya selesai
Bongkar tiang monorel.Tiang menambah kemacetan lalu lintas
Tiang-tiang monorel yang berdiri di Jalan Asia Afrika, terutama yang didepan Lapangan Tembak Senayan sangat mempersempit jalan. Penyempitan yang memperparah kemacetan lalu lintas. Karena tidak adanya lampu peringatan maka tiang merupakan risiko bagi kendaraan yang melewati jalan yang dipenuhi tiang monorel.
Seperti kata Gubernur A Hok, Monorel merupakan sejarah kebodohan Pemrov DKI. Tiang merusak pemandangan, mengganggu lalu lintas dan risiko keamanan, tetapi pemerintah tidak berdaya. Tiang juga menggambarkan kebodohan rakyat Indonesia, penduduk DKI khususnya. Rakyat menerima saja lingkungan mereka dirusak dan uang mereka di hambur-hambur untuk proyek yang tidak jelas statusnya.
Sejak proyek disetujui dan kontraktor ditunjuk , yang kita dengar hanya berita buruk. Diantaranya kontraktor tidak memilik cukup dana. Pemda DKI harus menjadi penjamin dari pinjaman untuk proyek ini.
Sistim yang akan dipakai berubah-ubah, menggambarkan persetujuan/pennjukkan kontraktor dilakukan tanpa kejelasan. Seolah yang penting adalah Lisensi sudah dikeluarkan dan dimiliki seseorang/pengusaha. Maka pemegang lisensi berhak dan bebas melakukan perubahan dan berhak minta kerugian jika ada tindakan Pemrov DKI .
Satu contoh dari sekian banyak ketidak jelasan isi kontrak adalah pernyataan PT Wasita Karya: sejumlah tiang pancang yang sudah dibangun terancam tidak bisa dipakai. Desainnya berbeda. Dulu asumsi kereta medium large sekarang lebih berat. Tiang lama akan diperkuat. Jika masih tidak memadai maka diganti tiang baru yang kekuatannya lebih besar.
Pernyataan jujur dari Gubenur DKI: Biarlah tiang monorel jadi sejarah bahwa terjadi kebodohan Pemprov DKI
Sms Gubernur Ahok kepada Menteri PU dan Perumahan Rakyat: kontraktor PU brengsek
Kontraktor yang ditunjuk PU untuk mengeruk Kali Sunter, dengan alasan mau memasukkan ponton, menjebol tanggul sepanjang 215 meter. Masih ada 35 meter tanggul yang dijebol dan belum ditutup.
Gubernur A Hok hanya mengirimkan sms kepada Menteri PU agar si kontraktor ditindak-lanjuti. Menurut A Hok Menteri PU Basuki seorang pejabat yang enak diajak berdiskusi dan gesit. Tanda mulai robohnya dinding ego sektoral.
Ahok tidak menyebut nama kontraktor yang nekat menjebol tanggul sepanjang 315 meter. Menyedihkan bahwa hukum di Indonesia begitu tidak pasti, sehingga seorang Gubernur harus merahasiakan nama kontraktor yang dinilainya “brengsek”.
Gubernur Ahok: Iklan rokok kita bongkar begitu pajaknya selesai
Gubernur A Hok sangat bersunguh-sungguh dalam upayanya menghentikan kerusakan bangsa oleh rokok. A Hok meminta pejabat DKI untuk tidak merokok di ruang kerja dan lingkungan tempat dia bekerja. A Hok tidak bersedia menyediakan ruang khusus merokok.
CCTV bekerja aktif diseluruh ruang di Balai Kota memantau pegawai DKI yang merokok. Merokok di ruangan kerja, maka tunjangan kerja daerah mereka akan dicabut.
Gubernur A Hok meneruskan usahanya mengurangi bahaya merokok bagi kesehatan terutama kesehatan anak dengan mengeluarkan Pergub no 1 tahun 2015. Pergub tentang Larangan Peyelenggaraan Reklame Rokok dan Produk Tembakau di Media Luar Ruang.
26 Januari 2015 adalah hari yang:
Produktif bagi Gubernur A Hok
Hari yang baik bagi penduduk DKI
Contoh kepemimpinan yang bekerja dan berorientasi “Sejahterakan penduduk DKI”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H