Bagian yang tidak dapat dipisahkan dari informasi adalah literasi. Kehidupan manusia pasti lekat dengan yang namanya informasi. Seiring berjalannya waktu, terjadilah perkembangan media elektronik atau digital. Informasi dapat diakses dengan mudah berkat bantuan dari internet.Â
Manusia harus lebih dapat mengikuti perkembangan jaman agar tidak ketinggalan informasi. Maka masalah tersebut harus diatasi dengan kemampuan berliterasi yang baik dan benar.
Semakin perkembangnya teknologi menjadikan internet menjadi sumber informasi yang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia. Jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 204,7 juta atau sekitar 73,7% dari total populasi Indonesia. Di sisi lain, dengan presentase yang cukup tinggi tersebut tidak menjadi patokan bahwa masyarakat di Indonesia telah memiliki kesadaran berliterasi. Kesadaran berliterasi di Indonesia masih rendah. Literasi yang dimaksud yaitu literasi digital.Â
Literasi digital adalah kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi dalam banyak format dari berbagai sumber ketika itu disajikan melalui komputer. Literasi digital merujuk pada adanya upaya mengenal, mencari, memahami, menilai dan menganalisis serta menggunakan teknologi digital.
Literasi digital adalah kemampuan seseorang menggunakan keterampilan kognitif dan teknis untuk menggunakan teknologi dengan tepat dalam berbagai bentuknya untuk menemukan, menilai dan menafsirkan informasi. Literasi digital adalah kemampuan untuk memanfaatkan potensi alat digital.Â
Menurut Paul Gilster (2007, dalam Harjono) mengatakan bahwa literasi digital merupakan kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi yang didapatkan dari berbagai sumber. Dalam hal ini, memahami dan menggunakan informasi dapat diartikan dengan mengkritisi informasi. Kesadaran untuk tidak menelan informasi secara mentah-mentah itu penting.Â
Dengan presentase pengguna internet yang tinggi tersebut menjadikan informasi menjadi bertambah banyak. JIka tidak menganalisis secara tajam informasi-informasi tersebut akan membawa kepada kemerosotan moral. Netizen Indonesia dalam survei Microsoft mengenai Digital Civility Indeks disebut paling tidak sopan se-Asia tenggara. Hal ini terjadi karena netizen Indonesia kurang memiliki kesadaran yang benar dalam berliterasi.
Oleh karena itu, pemerintah seharusnya lebih memperhatikan hal tersebut. Hal ini dikarenakan Indonesia akan dipandang buruk oleh negara lain.Â
Pemerintah seharusnya mengadakan program-program yang sifatnya edukatif mengenai literasi digital. Selain pemerintah, kita juga harus ikut serta dalam meningkatkan kesadaran literasi digital. Cara yang dapat kita lakukan adalah dengan tidak mudah percaya sebuah informasi. Informasi tersebut bisa saja salah.Â
Cara termudah untuk memastikan keaslian sebuah informasi adalah dengan membandingkan sebuah informasi dengan informasi yang lain di situs yang lain dan terpercaya. Jika setelah dibandingkan informasi yang didapat sama maka keaslian dari informasi tersebut dapat dipercaya. Jika informasi yang didapat ternyata memiliki perbedaan maka informasi tersebut diragukan keasliannya.
Jika masih kurang memahami mengenai cara membedakan mana informasi yang benar dan mana informasi yang tidak benar, program Makin Cakap Digital 2022 dapat menjadi sebuah solusi. Program Makin cakap digital 2022 ini dirancang berdasarkan empat pilar utama literasi digital yaitu Kemampuan digital, Budaya Digital, Etika Digital, dan Keamanan Digital.Â
Kemampuan digital adalah kemampuan untuk memahami dan secara efektif menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak sehari-hari. Budaya digital adalah sesuatu yang membentuk cara kita berinteraksi, bertindak, berpikir, dan berkomunikasi dalam  masyarakat yang menggunakan teknologi internet.Â
Etika digital adalah seperangkat aturan dan prosedur yang dibuat untuk mengurangi kerugian yang disebabkan oleh penggunaan teknologi digital.Â
Keamanan digital merupakan suatu bentuk konsep dan upaya untuk melindungi aset dan informasi digital yang dimiliki oleh individu maupun kelompok.
Literasi digital memiliki beberapa tujuan. Melatih kekritisan salah satunya. Infromasi yang benar dapat diperoleh dengan membandingkan antara media yang satu dengan media yang lain. Kesadaran akan pengaruh media dalam kehidupan sehari-hari juga akan meningkat. Kesadaran kritis khalayak atas realitas media inilah yang menjadi tujuan utama literasi digital. Ini karena media bukanlah entitas yang netral.Â
Ia selalu membawa nilai, baik ekonomi, politik, maupun budaya. Keseluruhannya memberikan dampak bagi individu bagaimana ia menjalani kehidupan sehari-hari. Ketika melakukan literasi digital, diperlukan kesadaran kritis yang dapat diraih dengan beberapa cara. Yang pertama yaitu kemampuan analisis untuk mengurai informasi. Yang kedua yaitu membuat penilaian atas makna dari informasi. Yang ketiga yaitu mengelompokkan informasi yang mirip. Yang keempat yaitu mengambil kesimpulan.
Literasi digital memiliki beberapa manfaat. Perlu diketahui bahwa waktu itu berharga, dengan melakukan literasi secara digital maka dapat menghemat lebih banyak waktu. Jika berhasil menghemat waktu maka belajar dapat dilakukan secara lebih cepat. Informasi yang didapat juga bisa secara langsung dan terkini.Â
Literasi media digital membuat individu dapat membuat keputusan yang lebih baik karena memungkinkan mampu untuk mencari informasi, mempelajari, menganalisis dan membandingkannya kapan saja. Di internet tersedia tulisan-tulisan yang dapat mempengaruhi pemikiran para pembacanya dan kita harus berhati-hati akan hal itu.
Literasi memberikan panduan tentang bagaimana mengambil kontrol atas informasi yang telah tersedia. Terkadang kita tidak sadar bahwa sebernarnya dunia yang kita lihat bukan dunia nyata namun dunia buatan. Untuk melampaui dunia yang semu itu maka seseorang harus menjadi pribadi yang literatif serta reflektif.Â
Semakin literatif serta reflektif seseorang, maka semakin mampu orang tersebut melihat batas antara dunia nyata dengan dunia yang dikonstruksi oleh media. Orang tersebut juga akan mempunyai peta yang lebih jelas untuk membantu
menentukan arah dalam dunia media secara lebih baik. Pendeknya, semakin literatif dan reflektif seseorang, semakin mampu orang tersebut membangun hidup yang kita inginkan alih-alih membiarkan media membangun hidup kita sebagaimana yang media inginkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H