Kemampuan digital adalah kemampuan untuk memahami dan secara efektif menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak sehari-hari. Budaya digital adalah sesuatu yang membentuk cara kita berinteraksi, bertindak, berpikir, dan berkomunikasi dalam  masyarakat yang menggunakan teknologi internet.Â
Etika digital adalah seperangkat aturan dan prosedur yang dibuat untuk mengurangi kerugian yang disebabkan oleh penggunaan teknologi digital.Â
Keamanan digital merupakan suatu bentuk konsep dan upaya untuk melindungi aset dan informasi digital yang dimiliki oleh individu maupun kelompok.
Literasi digital memiliki beberapa tujuan. Melatih kekritisan salah satunya. Infromasi yang benar dapat diperoleh dengan membandingkan antara media yang satu dengan media yang lain. Kesadaran akan pengaruh media dalam kehidupan sehari-hari juga akan meningkat. Kesadaran kritis khalayak atas realitas media inilah yang menjadi tujuan utama literasi digital. Ini karena media bukanlah entitas yang netral.Â
Ia selalu membawa nilai, baik ekonomi, politik, maupun budaya. Keseluruhannya memberikan dampak bagi individu bagaimana ia menjalani kehidupan sehari-hari. Ketika melakukan literasi digital, diperlukan kesadaran kritis yang dapat diraih dengan beberapa cara. Yang pertama yaitu kemampuan analisis untuk mengurai informasi. Yang kedua yaitu membuat penilaian atas makna dari informasi. Yang ketiga yaitu mengelompokkan informasi yang mirip. Yang keempat yaitu mengambil kesimpulan.
Literasi digital memiliki beberapa manfaat. Perlu diketahui bahwa waktu itu berharga, dengan melakukan literasi secara digital maka dapat menghemat lebih banyak waktu. Jika berhasil menghemat waktu maka belajar dapat dilakukan secara lebih cepat. Informasi yang didapat juga bisa secara langsung dan terkini.Â
Literasi media digital membuat individu dapat membuat keputusan yang lebih baik karena memungkinkan mampu untuk mencari informasi, mempelajari, menganalisis dan membandingkannya kapan saja. Di internet tersedia tulisan-tulisan yang dapat mempengaruhi pemikiran para pembacanya dan kita harus berhati-hati akan hal itu.
Literasi memberikan panduan tentang bagaimana mengambil kontrol atas informasi yang telah tersedia. Terkadang kita tidak sadar bahwa sebernarnya dunia yang kita lihat bukan dunia nyata namun dunia buatan. Untuk melampaui dunia yang semu itu maka seseorang harus menjadi pribadi yang literatif serta reflektif.Â
Semakin literatif serta reflektif seseorang, maka semakin mampu orang tersebut melihat batas antara dunia nyata dengan dunia yang dikonstruksi oleh media. Orang tersebut juga akan mempunyai peta yang lebih jelas untuk membantu
menentukan arah dalam dunia media secara lebih baik. Pendeknya, semakin literatif dan reflektif seseorang, semakin mampu orang tersebut membangun hidup yang kita inginkan alih-alih membiarkan media membangun hidup kita sebagaimana yang media inginkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H