mulanya aku hanya tanah yang dihembuskan nafas.
perlahan debu mulai tempeli kepolosan
lalu raga berteman keinginan, jiwa berkalang nafsu
aku berubah jadi budak dari hasrat yang menyengat...
aku mulai ditendang, dibuang, terpuruk dalam kesendirian.
hingga frustasi datang bawa amarah, menggandeng dendam.
oh, telah kepalang basah tuk kembali jadi putih.
'toh sosok ini telah terlanjur menghitam dalam pembuangan...
aku ingat. dulunya masih banyak tangan ingin meraihku.
masih banyak otak yang berlomba ingin menyulapku.
tak jarang janji datang silih berganti ditelinga ini.
tapi sedetik kemudian, para pemilik hati tak suci itupun pergi....
waktu tlah sadarkanku. aku ini hanyalah bebauan yang tak diharapkan.
musuh dari pernafasan mulut-mulut pengobral keadilan.
bahkan tubuh ini tak lebih dari kotoran bagi mata kebenaran.
sampah untuk tangan-tangan pembawa perubahan...
semula aku telah kehilangan nyali.
hingga kecewa berbisik untuk memilih mati.
namun untung mujijat antarkanku pada satu pribadi.
dalam tangan kasihNya, aku dirubah jadi berarti...
Roberth Lhocare Masihin
ujung Aspal Komplek pelni, juni 2013
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H