Mohon tunggu...
Roberth Selalu Ada Masihin
Roberth Selalu Ada Masihin Mohon Tunggu... wiraswasta -

hidup hanya sekali, dan kita semua tengah berjalan menuju mati..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lawan..!!!

1 April 2012   05:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:11 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika kepal teriakan terlanjur terurai

ketika kembang-kembang asa berubah menjadi layu

telinga mereka masih berselingkuh didalam megah gedung dewan

hati mereka ikut tergadai dibalik kokoh beton Istana Merdeka

Lalu batu mulai bertanya kepada peluru

: mengapa senjata yang menjawab adu

kemudian tongkat mengeluh kepada gas airmata

: dimana sebenarnya nurani para pemimpin berada

lihatlah, kami ini cuma tanya yang resah

Kami adalah tubuh yang hampir ditinggal nyawa

Kami hanya butuh ketegasan untuk bernafas

Kami cuma rindu keadilan untuk lanjutkan hidup..

telah lama kami nyaris mati ditusuk penderitaan

Namun jawab yang ditunggu tak jua datang sapa amarah

kepada gedung ini kami bawa nasib yang mulai berdarah

Tuan dan Nyonya, kami datang untuk rebut kedaulatan..

Roberth lhocare masihin..

Ujung aspal komplek pelni

April 2012.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun