Ketika kepal teriakan terlanjur terurai
ketika kembang-kembang asa berubah menjadi layu
telinga mereka masih berselingkuh didalam megah gedung dewan
hati mereka ikut tergadai dibalik kokoh beton Istana Merdeka
Lalu batu mulai bertanya kepada peluru
: mengapa senjata yang menjawab adu
kemudian tongkat mengeluh kepada gas airmata
: dimana sebenarnya nurani para pemimpin berada
lihatlah, kami ini cuma tanya yang resah
Kami adalah tubuh yang hampir ditinggal nyawa
Kami hanya butuh ketegasan untuk bernafas
Kami cuma rindu keadilan untuk lanjutkan hidup..
telah lama kami nyaris mati ditusuk penderitaan
Namun jawab yang ditunggu tak jua datang sapa amarah
kepada gedung ini kami bawa nasib yang mulai berdarah
Tuan dan Nyonya, kami datang untuk rebut kedaulatan..
Roberth lhocare masihin..
Ujung aspal komplek pelni
April 2012.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H