Mohon tunggu...
Robert EppeDANDO
Robert EppeDANDO Mohon Tunggu... -

"Jangan HANYA mengenang sejarah. Tetapi, CIPTAkan SEJARAH"

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kisah Lahirnya Theme Song “Tour de Flores”

17 Maret 2016   11:04 Diperbarui: 18 Maret 2016   11:14 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, memberdayakan semua orang Flores yang turut berpartisipasi aktif dalam even tersebut, dengan segala kemampuannya, menjadikannya sebagai EVEN BERSAMA dan PESTA RAKYAT FLORES, bukan semata even Pemerintah Pusat atau milik Pemerintah Propinsi NTT saja.

MENGAPA SAYA IKUT MENYANYI

Sesungguhnya, saya bukan penyanyi profesional asal Flores di Jakarta, seperti Ivan Nestorman, yang sangat saya kagumi. Namun, karena keterbatasan waktu dan minimnya biaya (menggunakan uang pribadi)―‘tak ada rotan, akar pun jadi,’ maka dengan sangat terpaksa, saya mengisi lagu tersebut. Padahal, saya lebih suka mengorbitkan orang Flores berbakat, karena saya lebih enjoy berada di belakang layar.

KARYA MUSIK ALA KADAR

Lagu bagi Bumi FlobamoRASTA NTT

Theme song Tour de Flores merupakan salah satu karya musik saya bersama Kolonel TNI Embu Agapitus. Sebelumnya, kami bertiga bersama Brigjen TNI Jan Pieter Ate, direktur di Kementerian Pertahanan Republik Indonesia asal Sumba Barat Daya, doktor pertahanan lulusan Australia, pernah merilis album berjudul “Tribute to EnTeTe” pada Februari 2012.

Album tersebut dinyanyikan oleh Cadensa FlobamoRASTA, yang kami bentuk bersama, sebuah grup musik dokter-dokter muda asal NTT di Jakarta (kata latin/italia cadensa=menyanyi, bernyanyi, menyanyilah, bernyanyilah; flobamoRASTA=flores, sumba, timor, rote, alor, sabu, solor, lembata, adonara). Beberapa dari mereka sudah bertugas menjadi dokter di NTT.

Ada empat lagu jagoan dalam album tersebut yakni Preserve Komodo (tentang Komodo yang bernyanyi mohon perlindungan manusia dari kepunahan), Persada EnTeTe (melukiskan NTT sebagai tanah dan air penuh pesona), Desa FlobamoRASTA (menggambarkan NTT sebagai sebuah “desa global”), serta Dokter Mengabdi (kisah tentang keinginan anak muda NTT menjadi dokter, karena tergerak untuk menolong orang sakit serba kekurangan di dusun-dusun di NTT, selain dengan obat, juga dengan alunan lagu merdu).

Kualitas suaranya luar biasa, menyamai artis NTT lainnya di Jakarta, bahkan lebih dari itu. Mereka layak mengikuti Indonesian Idol atau ajang kompetisi menyanyi tingkat nasional lainnya. Beberapa produser sempat melirik mereka. Namun, kesibukan mereka sebagai dokter muda dengan kuliah sangat padat, maka hasrat produser tersebut tak sempat terlaksana.

Lagu Rinto Harahap

Selain itu, ada album monumental lain yakni saya pernah turut mengemas album “The Mercys: Golden Memories” kumpulan lagu terbaik karya Rinto Harahap pada 1997, saat saya bekerja di production house milik Rinto Harahap, musisi legendaris, sekaligus membantu melengkapi album musik puterinya, Cindy Claudia Harahap. Saya turut merevisi notasi balok dalam album puterinya. Saat itu, bersama Charles Hutagalung dan grup Lolypop milik Rinto Harahap, kami bersama-sama membereskan album kumpulan lagu mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun