Mohon tunggu...
Robert EppeDANDO
Robert EppeDANDO Mohon Tunggu... -

"Jangan HANYA mengenang sejarah. Tetapi, CIPTAkan SEJARAH"

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kisah Lahirnya Theme Song “Tour de Flores”

17 Maret 2016   11:04 Diperbarui: 18 Maret 2016   11:14 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

 

 

 [caption caption="Logo Tour de Flores 2016 (tourismvaganza.com)"][/caption]

“Bung, lagu ini bakal booming. Lagu-lagu di dunia yang booming adalah yang easy listening alias mudah dan enak didengar,” ujar Henri Lamiri. “Saya suka lagunya, khususnya bagian reffrein,” kata Ivan Nestorman.

Beberapa minggu sebelum launching Tour de Flores 2016 di Balairung Soesilo Soedarman di Kementerian Pariwisata Republik Indonesia di Jakarta (28/01/2016), muncul gagasan sekilas di benak saya untuk merilis theme song, yang dipersembahan bagi even dunia pertama balap sepeda di Flores pada 19-23 Mei 2016. Saat itu, saya masih berada di pondok sawah sederhana saya di Marapokot, Flores Tengah, tepatnya di kabupaten Nagekeo.

[caption caption="Pondok sawah saya yang sangat sederhana, tempat saya merangkai nada theme song "Tour de Flores" di bawah rindang pohon bambu"][/caption]

Tak lama berselang, Embu Agapitus, pejabat di Kementerian Pertahanan Republik Indonesia dengan pangkat kolonel dari kesatuan Pasukan Khusus TNI AU mengirim lirik lagu Tour de Flores dalam teks Inggris via email. Di pondok sawah, saya mencermati lirik tersebut. “Wah, liriknya bagus juga. Saya coba rangkai nada-nadanya,” guman saya.

Berbekal keyboard Yamaha PSR s970, yang baru saya beli di Jakarta atas donasi rekan-rekan Jakarta yang berbaik hati bagi Gereja Petani Marapokot, Flores Tengah, sebuah gereja dengan 99% jemaatnya petani sawah, saya pun perlahan menyesuaikan notasi dengan liriknya.

Ada beberapa part direvisi, agar sesuai dengan aturan standar composing serta menambah beberapa frase syair, sehingga semua destinasi pariwisata prioritas di seluruh Kepulauan Flores terlukis dalam lagu tersebut―Lembata hingga Labuan Bajo―seperti Perburuan Ikan Paus Lamalera di Lembata, Taman Laut di Teluk Maumere, Danau Tiga Warna Kelimutu di Ende, Kain atau Ulos Mbay Kuning-Hitam di Nagekeo, Kampung Tradisional Bena di Ngada, Pulau 17 di Riung, Kampung Tradisional Wae Rebo di Manggarai, serta Komodo di Manggarai Barat atau Labuan Bajo. Dalam waktu singkat, lagu tersebut rampung.

VERSI INGGRIS

Sesungguhnya, ide theme song tersebut berasal dari Embu Agapitus, bukan atas anjuran panitia pusat Tour de Flores. Lalu, mengapa lagunya dalam bahasa Inggris? Karena target market Tour de Flores adalah wisatawan mancanegara dan pesepeda profesional dunia. Karena itu, saya meminta Embu Agapitus, sarjana Sastra Inggris, agar meneliti kualitas syairnya. Lalu, beliau juga meminta koreksi final dari rekannya asal Amerika Serikat di Jakarta, pengamat militer dan penulis buku terkenal berjudul “Kopassus” dari 13 bukunya tentang militer di Asia, yang pernah ditulisnya.

Rekannya itu menilai bahwa syairnya bagus dan layak publish. Lagi pula, lagu tersebut melukiskan semua destinasi kebanggaan Kepulauan Flores, yang sudah dikenal dunia, termasuk Solor dan Adonara, yang selama ini hampir terlupakan, disebut dalam lagu tersebut.

Nama tempat destinasi wisata Flores dalam syair lagu sengaja dibuat tidak berurutan seperti jalur etape sepeda dari Timur (Larantuka) menuju Barat (Labuan Bajo) melainkan diacak. Karena tujuan Tour de Flores bukan hanya melintasi jalur etape Timur ke Barat atau sebaliknya, melainkan akan berganti rute etape setiap tahun―Timur ke Barat, Barat ke Timur, Utara ke Selatan lalu Timur atau Barat, dan Selatan ke Utara lalu Timur atau Barat.

SYAIR LAGU

Berikut, syair lagunya dengan sebagian part berbahasa Indonesia dan seruan etnik “mai,” sebuah seruan khas pada semua bahasa etnik di Flores dengan 13 rumpun bahasa daerah dan 13 sub etniknya―dari Kedang (Lembata Timur) hingga Komodo:

Ayat 1, Oh, FLORES, Land of FLOWERS; KELIMUTU, three color lakes; BENA village, unique house; KOMODO, seven wonders. Ayat 2, WAE REBO, ritual home; LAMALERA, whale hunters; Beautiful islands in RIUNG; Land of PARADISE is FLORES.

BRIDGE 1: NageKEO, store of handicrafts; MAUMERE, heaven of sea park; LARANTUKA RENYA with SEMANA SANTA; Sweet SOLOR and nice ADONARA.

CHORUS 1: TOUR de FLORES, moment of competition and fun; TOUR de FLORES, moment of friendship and peace; TOUR de FLORES, moment of joy and happiness: Welcome to FLORES island; Welcome to fancy FLORES; Welcome and welcome back; Explore the amazing land.

BRIDGE 2: Bersama bangsa-bangsa; Gemakan NUSA BUNGA; Bring FLORES to the WORLD; Bring the WORLD to FLORES.

CHORUS 2: TOUR de FLORES, moment of competition and fun; TOUR de FLORES, moment of friendship and peace; TOUR de FLORES, moment of joy and happiness; S’lamat datang di FLORES; Welcome and welcome back; Mai, mai, mai......(ungkapan umum bahasa-bahasa di Flores artinya “mari...”); It is your PARADISE Land.

BRIDGE 3: Explore the BEAUTIFUL Land; Explore the FANTASTIC Land; Explore the AMAZING Land; Glory of GREAT FLORES.

ENDING: It is your PARADISE Land; It is your PARADISE Land.

GENRE MUSIK

Corak musiknya easy listening yang menyesuaikan dengan ritme pesepeda untuk menemani mereka mengayuh sepedanya dengan minimal kecepatan rata-rata 40 km per jam untuk jalan datar hingga 80 km per jam di jalan menurun.

AUDIO dan VIDEO

Satu langkah lagi yang harus dilakukan yakni membuat musik dan klip video. Setelah kembali dari Flores, saya ke Jakarta untuk persiapan launching Tour de Flores. Berbekal dana pribadi serba minipis dan terbatas, proses penggarapan musik dan klip dibuat sekedarnya. Lagi pula waktu semakin singkat menjelang launching.

Setelah rampung, dua hari menjelang launching (26/01/2016), lagu tersebut saya perlihatkan kepada rekan-rekan panitia dalam rapat resmi di BeritaSatu Televisi atau Suara Pembaruan. Mereka menerima lagu tersebut dan menganjurkan, agar diputar saat launching. Lalu, saya harus melobi Hendri Karnoza, pejabat Kementerian Pariwisata Republik Indonesia, yang menangani Tour de Flores, agar mengkiritisi lagu tersebut dan berkenan ditayangkan pada acara launching. Tanpa diskusi panjang, beliau setuju, agar lagunya ditayangkan di hadapan Menteri Pariwisata Republik Indonesia (Arief Yahya), Gubernur NTT, dan semua bupati seluruh Flores dan Lembata yang akan hadir.

KESAN HENRI LAMIRI dan IVAN NESTORMAN

Usai mengisi biola di studio Oktaf Music Pro di Cilangkap, Jakarta Timur, Henri Lamiri dari Arwana Band, secara spontan berkomentar atas lagu tersebut, “Bung, lagu ini bakal booming.” Saya agak terkejut mengapa dikatakan demikian. “Bung Robert, lagu-lagu di dunia yang booming adalah yang easy listening alias mudah dan enak didengar,” tambahnya.

Hal senada diungkapkan oleh Ivan Nestorman saat saya mengirim lagu tersebut ke WhatsApp miliknya. Kami ketemu lagi saat launching Tour de Flores 2016 di Balairung Soesilo Soedarman Kementerian Pariwisata Republik Indonesia. “Saya suka lagunya, khususnya bagian reffrein,” ujar Ivan. Saya bangga, karena seorang musisi hebat NTT kelas dunia turut memuji karya musik saya yang bukan artis hebat. “Kesa Ivan, jika waktu luang, silahkan explore lagu tersebut dengan genre ethnic jazz. Saya senang, jikalau lagu tersebut dinyanyikan oleh kesa Ivan dengan sentuhan jazz etnik,” pinta saya.

Ternyata Ivan pun terpincut dengan karakter suara Donna Maria yang menyanyikan lagu tersebut. “Obet, siapa nama penyanyi cewek itu? Dari mana asalnya?” tanya Ivan kepada saya. “Namanya Donna Maria, asal Ende Lio. Dia sering menyanyi di Jakarta, namun kurang dikenal publik NTT. Kini, dia sedang merampungkan skripsinya pada jurusan pariwisata. Bersama dua adiknya, mereka mengisi lagu tersebut,” jelas saya.

TRENDING TOPIC DUNIA

Lagu tersebut telah beredar di antara pesepeda profesional dunia. Apalagi Tour de Flores sedang menjadi trending topic di antara mereka. Ada 131 juta pesepeda profesional di dunia. Selama Tour de Langkawi Malaysia (awal Maret 2016), topik Tour de Flores menjadi diskusi menarik di kalangan mereka. Dengan bantuan teknologi informasi (internet), maka penyebaran lagu tersebut telah beredar di mana-mana.

REVISI BERCORAK FLORES

Saya sendiri belum puas dengan lagu tersebut. Menurut saya, penggarapan lagunya baru 30% dari target saya. Maklum, saya terburu-buru merilis lagunya untuk kerja tayang launching Tour de Flores 2016.

Dalam waktu dekat, jika luang dan dana pribadi cukup, saya akan merevisi aransemen musik dan koreografi klip, agar sesuai dengan konsep yang saya rancang sejak awal, yakni lebih bercorak Flores. Saya mengucapkan terima kasih kepada publik yang mengapresiasi lagu tersebut. Kebanyakan menikmati lagunya, khususnya pada part reffrein. Terima kasih juga kepada rekan-rekan yang mengkritisi lagu tersebut, agar lebih mengexplore corak Flores. Apa yang Anda rasakan, merupakan target saya sejak awal merilis lagu tersebut.

GRATIS LAGUNYA, GRATIS DENGARNYA

Lagu tersebut saya publikasikan secara gratis tanpa memungut biaya, karena itu bukan tujuan saya. Tujuan utama saya yakni agar even internasional Tour de Flores semakin dikenal di dunia melalui alunan lagu juga, selain even kejuaraan balap sepeda, sehingga mereka semakin mencintai Flores, mengujungi, dan menetap lebih lama di Flores. Jika demikian, maka akan mendatangkan manfaat ekonomis bagi saudara-saudara saya yang mengais rejeki di Flores yang akan berhubungan langsung dengan kebutuhan wisatawan.

Karena itu, silahkan download audionya melalui https://youtu.be/HTs9etSXP-U sambil menunggu klip terbaru yang sedang saya garap. Dengan demikian, saya nyatakan bahwa klip sebelumnya tidak berlaku. Saya sudah delete dari YouTube. Jika ada oknum yang menyebarkan lagu tersebut ke mana-mana melalui berbagai jenis media sosial, maka bukan menjadi tanggung jawab saya.

MENGEMBANGKAN TALENTA

Saya berterima kasih kepada Embu Agapitus, yang telah berinisiatif menulis lirik theme song Tour de Flores. Saya juga berterima kasih kepada Donna Maria Ray Radja bersama kedua adiknya yang berkenan menyanyikan lagu tersebut. Ketiganya berasal dari Ende Lio kelahiran Jakarta, puteri dan putera dari Richard Ray Radja yang adalah alumnus SMA Syuradikara Ende dan mantan petinggi di Trubus.

Dengan even Tour de Flores, maka talentanya di dunia tarik suara akan turut membesarkan namanya. Inilah salah satu tujuan Tour de Flores, yakni mengangkat talenta orang Flores, yang selama ini tidak dikenal publik, agar bisa menjadikan even ini sebagai batu loncatan dalam mengembangkan bakat dan talentanya ke arah positif.

Selain itu, memberdayakan semua orang Flores yang turut berpartisipasi aktif dalam even tersebut, dengan segala kemampuannya, menjadikannya sebagai EVEN BERSAMA dan PESTA RAKYAT FLORES, bukan semata even Pemerintah Pusat atau milik Pemerintah Propinsi NTT saja.

MENGAPA SAYA IKUT MENYANYI

Sesungguhnya, saya bukan penyanyi profesional asal Flores di Jakarta, seperti Ivan Nestorman, yang sangat saya kagumi. Namun, karena keterbatasan waktu dan minimnya biaya (menggunakan uang pribadi)―‘tak ada rotan, akar pun jadi,’ maka dengan sangat terpaksa, saya mengisi lagu tersebut. Padahal, saya lebih suka mengorbitkan orang Flores berbakat, karena saya lebih enjoy berada di belakang layar.

KARYA MUSIK ALA KADAR

Lagu bagi Bumi FlobamoRASTA NTT

Theme song Tour de Flores merupakan salah satu karya musik saya bersama Kolonel TNI Embu Agapitus. Sebelumnya, kami bertiga bersama Brigjen TNI Jan Pieter Ate, direktur di Kementerian Pertahanan Republik Indonesia asal Sumba Barat Daya, doktor pertahanan lulusan Australia, pernah merilis album berjudul “Tribute to EnTeTe” pada Februari 2012.

Album tersebut dinyanyikan oleh Cadensa FlobamoRASTA, yang kami bentuk bersama, sebuah grup musik dokter-dokter muda asal NTT di Jakarta (kata latin/italia cadensa=menyanyi, bernyanyi, menyanyilah, bernyanyilah; flobamoRASTA=flores, sumba, timor, rote, alor, sabu, solor, lembata, adonara). Beberapa dari mereka sudah bertugas menjadi dokter di NTT.

Ada empat lagu jagoan dalam album tersebut yakni Preserve Komodo (tentang Komodo yang bernyanyi mohon perlindungan manusia dari kepunahan), Persada EnTeTe (melukiskan NTT sebagai tanah dan air penuh pesona), Desa FlobamoRASTA (menggambarkan NTT sebagai sebuah “desa global”), serta Dokter Mengabdi (kisah tentang keinginan anak muda NTT menjadi dokter, karena tergerak untuk menolong orang sakit serba kekurangan di dusun-dusun di NTT, selain dengan obat, juga dengan alunan lagu merdu).

Kualitas suaranya luar biasa, menyamai artis NTT lainnya di Jakarta, bahkan lebih dari itu. Mereka layak mengikuti Indonesian Idol atau ajang kompetisi menyanyi tingkat nasional lainnya. Beberapa produser sempat melirik mereka. Namun, kesibukan mereka sebagai dokter muda dengan kuliah sangat padat, maka hasrat produser tersebut tak sempat terlaksana.

Lagu Rinto Harahap

Selain itu, ada album monumental lain yakni saya pernah turut mengemas album “The Mercys: Golden Memories” kumpulan lagu terbaik karya Rinto Harahap pada 1997, saat saya bekerja di production house milik Rinto Harahap, musisi legendaris, sekaligus membantu melengkapi album musik puterinya, Cindy Claudia Harahap. Saya turut merevisi notasi balok dalam album puterinya. Saat itu, bersama Charles Hutagalung dan grup Lolypop milik Rinto Harahap, kami bersama-sama membereskan album kumpulan lagu mereka.

Lagu Kementerian Pertahanan Republik Indonesia

Karya lain yakni merilis theme song Go Green milik Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, yang diluncurkan tahun 2015, yakni program penanaman ribuan pohon di Bukit Merah Putih, Sentul (Indonesia Peace & Security Center), salah satu pusat think tank TNI dan pelatihan pasukan perdamaian PBB asal Indonesia. Hingga hari ini, Embu Agapitus masih sering merilis beberapa lagu tentang pesona budaya Flores dan NTT, yang tidak dijual untuk mengejar keuntungan, melainkan dibagikan gratis kepada yang membutuhkan.

Lagu Konggres Misi Asia ke-1 di Thailand

Pada tahun 2006, saya pernah membantu Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), forum perwakilan Gereja Katolik seluruh Indonesia, merilis lagu untuk Konggres Misi Asia ke-1 di Chiang Mai, Thailand bersama Piet Wani Gono, SVD, maestro lulusan Pontificio Istituto di Musica Sacra dan Tomasso da Victoria Conservatory di Roma, Italia, perintis jurusan Sendratasik UNIKA Widya Mandira, Kupang. Konggres itu bertema Telling the Story of Jesus in Asia.

Beliau adalah dosen pembimbing skripsi saya di Sekolah Tinggi Filsafat Ledalero, Maumere, yang bertemakan inkulturasi musik etnik Flores ke dalam musik liturgi Gereja Katolik. Lagu tersebut dilombakan di Chiang Mai dan meraih juara Asia. Piet Wani Gono adalah sahabat Jaya Suprana, pemilik Jamu Jago dan musisi jazz nasional dan Catharina Leimena, pemilik lembaga pendidikan musik Gita Svara di Tebet, Jakarta.

Lagu Mars Kedutaan di Athena dan Lisbon

Pada tahun 2000, saya merilis mars Kedutaan Besar Republik Indonesia di Athena (Yunani) dan mars Kedutaan Besar Republik Indonesia di Lisbon (Portugal) di tahun 2005, atas permintaan Duta Besar FX Lopes da Cruz, yang saat itu bertugas di sana. Kini, mars tersebut menjadi lagu wajib pada setiap Perayaan Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus di KBRI tersebut.

Lagu Pro Integrasi Timor Timur

Selain itu, pada tahun 1998, bersama Duta Besar Keliling Republik Indonesia dengan “Tugas Khusus” FX Lopes da Cruz, merilis lagu pro integrasi berjudul Barisan Rakyat Timor Timur (BRTT) pada pre referendum jajak pendapat penentuan nasib sendiri rakyat Timor Timur sebelum berpisah dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

POSTLUDIUM

Itulah sekelumit karya musik saya yang tak berarti dan jauh dari sempurna. Perjalanan masih sangat panjang menuju kesempurnaan bermusik. Karena “di atas langit, masih ada berlapis-lapis langit.” Welcome to Flores. Explore the wonderful land. Jelajah pesona Flores.

Robert EppeDANDO, Pencetus/Penggagas & Pencipta Theme Song “Tour de Flores,” Jakarta

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun