BRIDGE 3: Explore the BEAUTIFUL Land; Explore the FANTASTIC Land; Explore the AMAZING Land; Glory of GREAT FLORES.
ENDING: It is your PARADISE Land; It is your PARADISE Land.
GENRE MUSIK
Corak musiknya easy listening yang menyesuaikan dengan ritme pesepeda untuk menemani mereka mengayuh sepedanya dengan minimal kecepatan rata-rata 40 km per jam untuk jalan datar hingga 80 km per jam di jalan menurun.
AUDIO dan VIDEO
Satu langkah lagi yang harus dilakukan yakni membuat musik dan klip video. Setelah kembali dari Flores, saya ke Jakarta untuk persiapan launching Tour de Flores. Berbekal dana pribadi serba minipis dan terbatas, proses penggarapan musik dan klip dibuat sekedarnya. Lagi pula waktu semakin singkat menjelang launching.
Setelah rampung, dua hari menjelang launching (26/01/2016), lagu tersebut saya perlihatkan kepada rekan-rekan panitia dalam rapat resmi di BeritaSatu Televisi atau Suara Pembaruan. Mereka menerima lagu tersebut dan menganjurkan, agar diputar saat launching. Lalu, saya harus melobi Hendri Karnoza, pejabat Kementerian Pariwisata Republik Indonesia, yang menangani Tour de Flores, agar mengkiritisi lagu tersebut dan berkenan ditayangkan pada acara launching. Tanpa diskusi panjang, beliau setuju, agar lagunya ditayangkan di hadapan Menteri Pariwisata Republik Indonesia (Arief Yahya), Gubernur NTT, dan semua bupati seluruh Flores dan Lembata yang akan hadir.
KESAN HENRI LAMIRI dan IVAN NESTORMAN
Usai mengisi biola di studio Oktaf Music Pro di Cilangkap, Jakarta Timur, Henri Lamiri dari Arwana Band, secara spontan berkomentar atas lagu tersebut, “Bung, lagu ini bakal booming.” Saya agak terkejut mengapa dikatakan demikian. “Bung Robert, lagu-lagu di dunia yang booming adalah yang easy listening alias mudah dan enak didengar,” tambahnya.
Hal senada diungkapkan oleh Ivan Nestorman saat saya mengirim lagu tersebut ke WhatsApp miliknya. Kami ketemu lagi saat launching Tour de Flores 2016 di Balairung Soesilo Soedarman Kementerian Pariwisata Republik Indonesia. “Saya suka lagunya, khususnya bagian reffrein,” ujar Ivan. Saya bangga, karena seorang musisi hebat NTT kelas dunia turut memuji karya musik saya yang bukan artis hebat. “Kesa Ivan, jika waktu luang, silahkan explore lagu tersebut dengan genre ethnic jazz. Saya senang, jikalau lagu tersebut dinyanyikan oleh kesa Ivan dengan sentuhan jazz etnik,” pinta saya.
Ternyata Ivan pun terpincut dengan karakter suara Donna Maria yang menyanyikan lagu tersebut. “Obet, siapa nama penyanyi cewek itu? Dari mana asalnya?” tanya Ivan kepada saya. “Namanya Donna Maria, asal Ende Lio. Dia sering menyanyi di Jakarta, namun kurang dikenal publik NTT. Kini, dia sedang merampungkan skripsinya pada jurusan pariwisata. Bersama dua adiknya, mereka mengisi lagu tersebut,” jelas saya.