Mohon tunggu...
Robert EppeDANDO
Robert EppeDANDO Mohon Tunggu... -

"Jangan HANYA mengenang sejarah. Tetapi, CIPTAkan SEJARAH"

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Tour de FLORES: BELAJAR dari Tour de FRANCE

29 Februari 2016   13:48 Diperbarui: 11 Maret 2016   06:49 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="SDN Malapoma di tempat terpencil di Nagekeo, Flores Tengah siap menyambut TOUR de FLORES 2016"][/caption]

“Dentangan lonceng gereja di seluruh Perancis bertalu-talu, saat menyambut para pesepeda melintasi etape demi etape.”

Memiliki singkatan yang sama dengan “Tour de France”merupakan kebetulan bagi “Tour de Flores.” Kebetulan bisa menjadi keberuntungan bagi Tour de Flores sebagai sporting tourism event. Mengapa? Tour de France telah melintasi sejarah panjang dengan reputasi luar biasa menjadi even balap sepeda terbesar di dunia. Tour de France telah menjadi ikon kejuaraan balap dunia. Tour de France bermakna pada even tahunan balap sepeda paling prestisius, spektakuler, terbesar, dan ikonik.

Tour de France berawal pada 1903 telah mencatat banyak pencapaian dan efek ekonomis luar biasa bagi Eropa dan dunia. Tak pernah diduga bahwa saat 60 pria, sebagian besar berkebangsaan Perancis, ditambah dari Belgia, Swiss, Jerman, dan Italia, duduk di sadel dan menggenjot pedal sepedanya dari Café au Reveil Matin di Montgeron, Paris, pada 1 Juli 1903.

Balap sepeda perdana saat itu memperebutkan hadiah 20.000 francs merupakan uji ketahanan fisik dan mental. Meski hanya terdiri atas enam etape, melewati rute Paris–Lyon–Marseille–Toulouse–Bordeaux–Nantes–Paris, maka jarak yang ditempuh penuh tantangan. Rata-rata jarak per etape tidak kurang dari 250 mil.

Etape pertama Paris-Lyon berjarak sekitar 300 mil merupakan jalur neraka. Dengan waktu start pukul 15.16 petang, mereka harus menempuh perjalanan di bawah sinar rembulan, tanpa barikade penonton di sepanjang jalan. Tak seperti balap sepeda modern, yang sudah terorganisasi apik dengan persyaratan jalan mulus tanpa kerikil, Tour de France perdana melewati  ruas jalan tanpa aspal.

Pesepeda, yang ketika itu tidak mengenakan helm, mengayuh sepeda tanpa didampingi tim profesional. Tak ada iringan mobil pengawal atau tim pendamping. Tak ada kawalan tim medis dengan mobil ambulans. Tak ada tim teknis. Masing-masing pembalap membawa semua perlengkapan, seperti ban serep dan peralatan reparasi.

Bandingkan Tour de France modern, yang telah diatur apik dan canggih dalam berbagai aspek, mulai dari aspek teknis perlombaan, akomodasi, keamanan, keselamatan, dokumentasi, publikasi, mobilisasi massa, dan kegiatan pre-event, seperti festival budaya dan pasar rakyat.

Penyelenggaraan sangat sederhana itu, tidak heran, apabila dalam Tour de France perdana sebanyak 23 peserta menyerah di etape pertama. Hanya 21 peserta saja yang mencapai finish di Paris, pada sore hari tanggal 19 Juli 1903. Saat itu, sekitar 20.000 penonton telah memadati velodrom Parc des Princes menyambut para finalis. Maurice Garin dari Perancis berada di posisi terdepan.

Dalam perkembangan, Tour de France bukan saja melewati kota-kota di Perancis melainkan juga kota-kota di Eropa atas permintaan beberapa organisasi publik dan pemerintah setempat. Mereka menilai bahwa Tour de France bakal membawa dampak sosial dan ekonomi luar biasa.

Juli 2014, ketika Tour de France digelar untuk ke-101 kalinya, dengan tiga etape pertama melewati kota-kota di Inggris, meliputi Leeds, Harrogate, York, Sheffield, dan Cambridge, mata dunia tertuju ke Inggris. Dalam tiga hari lomba saja, tidak kurang 3,3 juta orang menyaksikan langsung balap sepeda internasional tersebut pada tiga etape pertama. Beberapa lembaga riset menghitung jumlah pemirsa dan menyatakan bahwa sekitar 21,8 juta pemirsa televisi menyaksikan Tour de France ke-101 itu pada tiga etape pertama di Inggris.

Selain itu, antara Desember 2012 hingga September 2014, terpantau sebanyak lima juta kunjungan ke portal penyelenggara. Dampak ekonomi langsung yang berasal dari belanja pengunjung terkalkulasi sebesar 8,3 juta pound. Angka tersebut terkalkulasi berdasarkan data ilmiah. Di luar hal di atas, masih ada banyak aspek positif yang tidak dapat dihitung, seperti tumbuhnya banyak usaha baru dan sebagainya.

BELAJAR dari Tour de FRANCE

Sukses penyelenggaraan Tour de France ke-101, yang dimulai di Grand Départ, yaitu pesta meriah pelepasan Tour de France di Yorkshire, ditentukan oleh tiga faktor: 1) kerja keras penyelenggara 2) kerja sama dan dukungan pemerintah lokal, 3) partisipasi komunitas bisnis dan masyarakat.

Jauh hari sebelum penyelenggaraan Tour de France ke-101 tahun 2014, sebuah organisasi resmi pengelolaan destinasi untuk Yorkshire bernama Welcome to Yorkshire, dengan dukungan pemerintah kota terkait, meluncurkan kampanye membawa Grand Départ ke Yorkshire. Maret 2012, Welcome to Yorkshire resmi mengajukan penawaran atau tender kepada Amaury Sports Organization (ASO), pemilik Tour de France, untuk mewujudkan mimpi menggelar Grand Départ di Yorkshire.

Selama musim panas di bulan Juni, Juli, dan Agustus 2012, kesadaran publik akan Grand Départ di Yorkshire meluas. Saat yang sama, diluncurkan kampanye dalam sembilan bulan untuk memenangkan tender. Tidak kurang dari 170.000 orang memberikan dukungan mereka, antara lain Presiden Perancis Francois Hollande.

Sejalan dengan itu, Welcome to Yorkshire melancarkan promosi pemasaran integratif dengan menggandeng tokoh masyarakat dan pelaku usaha berbagai sektor. Desember 2012, ASO mengumumkan penyelenggaraan tiga etape pertama Tour de France ke-101 di Inggris, dengan etape 1 Leeds-Harrogate, etape 2 York-Sheffield, dan etape 3 Cambridge-London.

Segera setelah menang tender penyelenggaraan Grand Départ Tour de France di Inggris, maka terbentuklah kemitraan antara ASO (pemilik Tour de France), Welcome to Yorkshire (pemegang lisensi penyelenggaraan), dan pemerintah lokal selaku penyelenggara event di wilayahnya. Dalam kemitraan tersebut, juga bergabung Dewan Kota York dan UK Sports (badan olahraga pemerintah Inggris).

Selain itu, pemerintah Inggris mendirikan TdFHUB 2014 Ltd, yaitu sebuah organisasi nirlaba untuk mengkoordinasi perencanaan dan pelaksanaan etape 1 dan etape 2 serta bekerja sama dengan Transport for London untuk etape 3. Pemerintah juga memberikan kontribusi tunai sebesar 10 juta pound guna memastikan bahwa even yang akan digelar berjalan sukses, aman, dan menyenangkan. Kunci sukses penyelenggaraan terletak pada kerja sama semua daerah, sehingga meskipun melintasi beberapa negara, Tour de France telah menjadi even bersama.

Welcome to Yorkshire dan TdFHub 2014 Ltd juga merekrut delapan ribu Tour Maker. Tour Maker bertugas melayani semua urusan, seperti menyambut tamu internasional hingga melaksanakan tugas emergensi. Tour Maker memberikan warna dan wajah ramah sepanjang even sebagai Duta Wisata Perancis.

Sukses Tour de France juga ditentukan oleh relawan yang mengusung pesan “Happy to Help” yang tercetak pada kostum mereka. Mereka menghadirkan nuansa santai dan menyenangkan selama even, sehingga Tour de France menjadi even menyenangkan.

PARTISIPASI PEBISNIS

Tahun 2013, Welcome to Yorkshire menggelar roadshow untuk mensosialiasikan Grand Départ ke komunitas bisnis atau usahawan di seluruh Yorkshire. Rangkaian roadshow ini berhasil menarik ratusan partisipan dan mendorong digelarnya sejumlah lokakarya oleh pemerintah setempat, Welcome to Yorkshire, serta beberapa badan usaha kemitraan.

Di bagian yang lain, Dewan Kota York bekerja keras meyakinkan pebisnis bahwa mereka bukan saja mendapatkan keuntungan dari even tersebut, tetapi juga menekan dampak negatif yang mungkin terjadi. Panduan usaha pun untuk para pebisnis diperbanyak. Lebih dari 100.000 eksemplar didistribusikan ke seluruh Yorkshire, setahun sebelum even. Saat itulah, mereka menyiapkan secara profesional. Dewan Kota York juga menerbitkan brosur tentang profil pebisnis lokal, agar dapat memperoleh manfaat dari even tersebut.

Atas kerja sama antara UK Trade and Investment (UKTI), Welcome to Yorkshire, Marketing Sheffield, dan Leeds and Partners, maka digelar festival usahawan bertajuk Yorkshire Grand Départ International Business Festival, seminggu sebelum even. Meskipun acara ini pertama kali dibuat dalam sebuah tour, lebih dari 2000 partisipan dari 25 negara bergabung dalam festival tersebut. Keseluruhan, ada 25 even diselenggarakan di Leeds, Sheffield, dan York. Ke-25 even tersebut mengeksplorasi warisan dan kekuatan ekonomi Yorkshire dalam aneka bidang, meliputi sains, olahraga, manufaktur, tekstil, dan kesehatan. Juga sebuah jaringan bisnis kerjasama dengan China diluncurkan; kompetisi game jam diselenggarakan untuk mencari talenta pesepeda dengan konsep balap sepeda; dan peran penting Yorkshire dalam ekonomi baru diangkat dalam konferensi internasional itu.

PESTA BUDAYA RAKYAT

Welcome to Yorkshire juga mengumumkan Festival Yorkshire untuk pertama kalinya, yang disponsor oleh Yorkshire Water dan Arts Council (Dewan Kesenian). Festival ini dimulai 100 hari sebelum Grand Départ. Festival tersebut dirancang sedemikian rupa untuk menampilkan aneka talenta kreatif terbaik daerahnya dengan paduan musik, atraksi tari, teater, film, seni lukis, dan seni ukir. Inilah salah satu festival rakyat paling meriah di Perancis dengan kemasan pesta budaya atau pesta rakyat dalam semangat Tour de France.

MOMENTUM H-100

Momentum H-100 ditandai dengan konferensi dan peluncuran lagu Grand Départ. Sebuah gala dinner diadakan untuk para stakeholder. Mereka disuguhkan highlights tentang Yorkshire Festival, termasuk puisi dan sinema. Dalam 100 hari terakhir, Yorkshire Festival mempersembahkan sekitar 1.400 pementasan, berhasil menarik lebih dari 800.000 penonton.

Highlights meliputi Grand Départ mementaskan team pesepeda menarik grand piano pada sebuah PianoPorté ke atas Cragg Val; The Ghost Peloton mementaskan team pengendara terdiri atas 50 pembalap; atraksi spektakuler pesepeda; atraksi penari berkostum cahaya; dan Tour de Brass dengan pementasan brass-band; ditambah Yorkshire Prom oleh Black Dyke Band di York.

Periode 100 hari menuju Grand Départ, kota-kota sepanjang rute balap, mulai mendandani jalan, jendela toko, transport hub, bangunan publik, agar tampak semarak. Warga sangat aktif menyambut even tersebut . Mereka sungguh sibuk selama Tour de France.

Menjelang Juli, ratusan poster, bunting, dan bendera telah terdistribusi kepada para pebisnis. Warna Tour de France–kuning, hijau, putih dengan titik-titik merah polka tersebar di mana-mana. Kota-kota yang menjadi tuan rumah berlomba mendandani daerahnya untuk menampilkan wajah terbaik dari kotanya.

MINGGU TERAKHIR

Ketika hari lomba balap sepeda internasional semakin dekat, York merupakan kota paling sibuk. Toko-toko Pop-up Grand Départ dibuka. Parade kendaraan pawai Tour de France mulai disiapkan. Hotel-hotel sudah terisi dengan tamu. Kota York berdandan berhiaskan aneka asesoris. Persiapan terakhir dilakukan di Kota York untuk mengantisipasi 28.000 penonton, yang akan menyaksikan langsung start ceremony. Upacara pembukaan diisi dengan perkenalan para pesepeda beserta timnya (presentation).

Kehadiran pesepeda di First Direct Leeds Arena memberikan suasana frenzy atau bergairah dan heboh. Jalan-jalan dipenuhi penonton, tatkala pesepeda berparade dari Universitas Leeds menuju First Direct Leeds Arena. Lagu resmi Tour de France dinyanyikan. Penari Ghost Peloton mementas tarian. Penyanyi Alistair Griffin dan Kimberley Walsh naik pentas. Embrace, band Kota York, menutup pertunjukan dengan aplaus memekik. Saat yang sama, 600 lonceng berdentang dari 60 gereja di seluruh Yorkshire, menyambut kehadiran dunia di Yorkshire.

IMPIAN TOUR de FLORES

Tour de France akan memasuki penyelenggaraan edisi ke-103 di 2016. Sejarah, reputasi, penyelenggaraan, selebrasi, dan kesuksesannya menjadi inspirasi dan model bagi Tour de Flores dengan target bertahap yakni membawa dunia ke Flores dan menghadirkan Flores di pentas dunia (bring the world to Flores, bring Flores to the world,). Kita doakan. “Viva il TOUR de FLORES.” (penulis JB Sola Kira; editor Robert EppeDANDO)

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun