Dengan munculnya bangunan yang sangat tinggi, lift diberi rentang lantai khusus untuk dioperasikan. Ini memungkinkan lift ekspres untuk 'melompat' 50 lantai atau lebih sebelum membuat sering berhenti. Ini juga meningkatkan efisiensi.
Namun, kelemahannya tetap ada. Jika, misalnya, seseorang di lantai 23 gedung sedang menunggu lift untuk membawanya ke lantai 40, ia tidak memiliki cara untuk memberitahukan hal ini kepada lift lain dengan menekan tombol naik. Lift menanjak berikutnya akan berhenti terlepas dari jumlah perhentian yang harus dilakukan antara lantai 23 dan 40.
Sistem kontrol yang efisien akan memungkinkan orang yang menunggu lift untuk memberi sinyal tujuannya sebelum lift tiba di lantainya. Sistem yang terkomputerisasi menentukan mobil yang paling efisien untuk dinaikinya. Dalam contoh kami, mobil pertama yang melewati lantai 23 mungkin berhenti 6 kali antara lantai 23 dan 40. Namun, sebuah mobil yang akan tiba hanya beberapa detik kemudian memiliki penumpang yang ingin turun dari lift di lantai 23, dan hanya akan membuat 2 pemberhentian sebelum mencapai lantai 40. Dengan membuat calon pengendara menunggu beberapa detik sebelum naik lift, tidak hanya sejumlah besar energi yang bisa dihemat, tetapi pengendara itu benar-benar akan mencapai tujuannya lebih cepat daripada yang dia miliki jika dia telah naik lift pertama yang naik melewati tanggal 23 lantai.
Penggantian sistem kontrol tidak boleh menjadi proyek konstruksi utama, dan sebenarnya dapat menghasilkan peningkatan efisiensi lift terbaik.
Kesimpulan
Teknologi saat ini dapat membuat elevator jauh lebih efisien daripada yang ada sekarang, menghasilkan penghematan yang signifikan bagi pemilik dan operator gedung tinggi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI