Program Kartu Prakerja yang diusung Pemerintah RI saat ini berada pada gelombang ke-IV pendaftaran. Ada sejumlah hal yang menjadi bahan evaluasi, antara lain mengenai anggaran pembiayaannya serta efektivitas kegiatan pelatihan bagi prakerja.Â
Terlepas dari akan dihentikannya paket pelatihan prakerja (sumber : https://nasional.kompas.com/read/2020/07/02/13524401/manajemen-sebut-penghentian-paket-pelatihan-prakerja-masukan-dari-banyak ), namun sebenarnya kegiatan pengembangan kapasitas memang sangat diperlukan oleh siapa saja, termasuk peserta prakerja.
Sedangkan seorang manajer perusahaan saja masih mengikuti program pelatihan manajerial, bukan ?
Kembali pada soal pengembangan kapasitas, bukan hanya prakerja saja yang layak dan "seharusnya" mendapatkan pelatihan tetapi juga para pencari kerja. Apalagi melalui program pengembangan kapasitas tersedia banyak informasi tentang dunia kerja, dan bagaimana menciptakan berbagai peluang lapangan kerja dengan sumber daya dan potensi yang ada saat ini di Tanah Air.
Intinya, pengembangan kapasitas memang sebaiknya dijadikan program buat para pencari kerja agar memiliki kapasitas dan lebih siap mengarungi dunia kerja, serta bisa menciptakan lapangan kerja.
Peluang Usaha Kopi dan Warung Kopi
Di Indonesia, komoditi kopi punya nilai tawar tinggi. Bahkan di dunia kopi menjadi salah satu komoditi populer yang bisa menghasilkan pundi-pundi keuntungan, serta berpotensi menyerap tenaga kerja.
Tercatat bahwa Indonesia adalah negara kedua pengkonsumsi kopi terbesar di dunia setelah Brazil dengan menyumbang angka 4,55 juta ton kopi (ukuran 60kg) per tahun (menurut databoks.katadata.co.id).
Bahkan menurut hasil studi yang dirilis TOFFIN bersama Majalah MIX Marcomm pada awal tahun 2020, ada pertumbuhan yang signifikan terhadap berdiri dan berkembangnya gerai kopi di Indonesia, dari hanya 1000-an gerai di 2016 menjadi lebih dari 2.950 buah di 2020. Dan ini masih akan terus bertambah, karena data tersebut hanya menyebutkan gerai kopi dan jejaringnya di kota-kota besar saja.
Dengan fakta ini bisa diambil kesimpulan sementara bahwa kopi punya potensi besar untuk mendorong peningkatan ekonomi Indonesia, sekaligus juga mendorong meluasnya lapangan kerja baru melalui usaha warung kopi.
Saat ini kita bisa melihat bahwa warung kopi bertebaran hampir di seluruh pelosok negeri. Namun bila bicara kedai kopi kekinian, bisa dikatakan mungkin hanya terdapat di kota-kota besar saja. Warung kopi kekinian sekelas coffee shop didesain dengan kesan milenial, dimana didalamnya terdapat peralatan membuat kopi dan barista-barista terampil.
Prakerja, dan para pencari kerja dapat melirik kewirausahaan kopi khususnya usaha kedai kopi sebagai ladang untuk mendulang keuntungan. Namun tentu saja tidak bisa serta merta menjadi untung bila tidak tahu cara memulai, cara mengelola, dan cara memasarkannya. Itu sebabnya mengapa perlu ada pelatihan wirausaha warung kopi.
Pentingnya Pelatihan Usaha Warung Kopi Kekinian Bagi Prakerja
Sebagai salah satu peluang kerja potensial, usaha warung kopi sebenarnya sangat sederhana. Namun karena kita hidup di era milenial, dan konsumen kopi bukan lagi orang-orang tua tapi semua kalangan dengan berbagai latar belakang menimbulkan kompleksitas dalam pengelolaannya.
Peserta prakerja dan pencari kerja mungkin akan bingung bagaimana memulainya bukan ? Karena yang ada dalam pemikiran awalnya adalah ribetnya mengelola bisnis kedai kopi. Belum lagi mengelola gaji barista di dalamnya.
Padahal tidak demikian.
Salah satu sumber bacaan yang bisa menambah referensi tentang pentingnya kursus keterampilan mengelola kedai kopi bagi pemula dan prakerja yaitu https://www.ulastopik.com/2020/06/kursus-barista-dan-usaha-warung-kopi.html.Â
Pada artikel tersebut dapat diketahui bahwa sejumlah manfaat dan keuntungan yang akan didapat prakerja dengan mengikuti pelatihan kewirausahaan kedai kopi dan barista kopi antara lain yaitu :
- Memahami seluk beluk kopi
- Memahami perbedaan jenis-jenis kopi, serta aroma dan karakter dari setiap jenisnya.
- Memahami dan bisa mempraktekkan cara memulai usaha warung kopi, apa saja yang dipersiapkan mulai dari modal, peralatan, tenaga kerja dalam hal ini barista, penggajian dan pembukuan administrasi, pemasaran, penjualan, dan pengelolaan keuntungan.
- Memahami dan bisa mempraktekkan cara pemasaran warung kopi mengikuti perkembangan jaman, serta pangsa pasarnya.
- Memahami dan bisa menerapkan layanan pasca jual (service after sale) serta bagaimana agar pelanggan tetap bertambah semantara pelanggan lama tetap loyal mampir.
- Bisa mengembangkan sayap usaha, misalnya dengan menambah gerai kopi di cabang lainnya, maupun outlet kopi sederhana di sejumlah titik lokasi di wilayah domisili.
Sebagai bonus, ada juga beberapa kursus kopi yang menyediakan pelatihan untuk barista. Prakerja juga bisa menjadi pemilik usaha warung kopi sekaligus menjadi baristanya. Dengan cara ini prakerja dan pemula akan bisa menentukan ciri khas kedai kopi sendiri dan secara lebih luas bisa merekrut tenaga kerja lainnya.
So, kenapa tidak memulai berwirausaha warung kopi saja ? Bagi prakerja dan pemula bisa kok buka kedai kopi dengan modal kecil, bahkan meski tidak lagi dibiayai melalui anggaran pelatihan prakerja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H