Hai Ayah/Bunda... Di artikel yang sederhana ini, saya akan menyampaikan hal terkait indikator atau ciri-ciri semangat belajar anak yang mulai turun. Di sini juga saya akan berbagi solusi bagaimana cara mengatasi semangat anak yang mulai turun saat sedang belajar.
Ayah atau Bunda... Sebagai manusia biasa yang dinamis, semangat belajar anak mengalami fluktuasi. Kadang naik, dan ada waktu dimana anak mulai mengalami penurunan, bahkan kehilangan semangatnya.
Berbicara hal ini tentunya kita sedang membicarakan tentang mood.
Mood memang tidak bisa dipaksakan. Tapi mengembalikan mood belajar anak kembali baik adalah suatu yang harus diupayakan.
Artinya... di satu sisi orang tua harus berupaya untuk mengembalikan mood semangat anak; dan di sisi lain orang tua tidak boleh memaksakan kehendak saat kondisi tidak memungkinkan.
Lalu... Bagaimana ciri-ciri anak yang mulai menurun semangatnya?
Berikut ini ulasannya.
Indikator atau Ciri-Ciri Anak yang Mulai Turun Semangat Belajarnya
Ayah/Bunda bisa memperhatikan ciri-ciri berikut ketika anak sedang belajar bersama Anda. Sebelum menentukan apakah anak kehilangan semangatnya, biasanya mereka menunjukkan gejala dengan tingkah laku berikut:
#1 Banyak menoleh ke arah lain saat Anda sedang membimbingnya
Ciri pertama yang anak tunjukkan saat ia mulai tidak semangat adalah banyak melihat atau menoleh ke arah yang lain ketika sedang belajar. Ini merupakan ekspresi spontan yang ditunjukan baik oleh anak maupun orang dewasa.
#2 Mulai mengalihkan pembicaraan pada topik di luar materi belajar
Ciri kedua adalah mengalihkan pembicaraan dari apa yang dipelajari ke topik lain yang tidak ada kaitannya dengan materi belajar. Kondisi semacam ini juga bisa menandakan bahwa anak sedang bicara dalam hatinya:
"Sudah dong Bun belajarnya, aku sudah jenuh."
Ayah/Bunda juga bisa memposisikan diri sebagai anak saat kalian masih sekolah dulu.
#3 Tidak nyaman saat duduk
Ciri yang ketiga ini akan sangat jelas dilihat jika anak sedang duduk. Saat anak mulai jenuh dengan apa yang ia pelajari, ia sering menggerakkan badannya ketika duduk sebagai isyarat bahwa ia sudah ingin berhenti belajar.
Memang ciri ini tidak 100% menunjukkan hal demikian. Bisa saja sang anak sering bergerak dalam duduknya karena ia mau ke kamar mandi.
#4 Bernapas dalam-dalam
Menghirup dan mengeluarkan napas dalam-dalam adalah respon fisiologis tubuh manusia ketika mengalami kelelahan. Ini disebabkan karena kurangnya oksigen yang diterima pada sebuah tempat atau ruangan.
Jadi, ciri ke-4 ini bisa terjadi karena mungkin anak belajar di tempat yang kurang ventilasi udaranya.
#5 Mengatakan "sudah dulu belajarnya" atau kalimat lain sejenisnya
Pada tingkat kejenuhan yang tinggi, sebagian anak bisa saja mengatakan langsung kepada Anda untuk menyudahi pembelajaran. Dengan kalimat semisal ini:
"Sudah dulu Yah, Bun belajarnya", atau mungkin dengan gaya penyampaian mereka yang mengarah pada maksud serupa.
Ketika anak sudah ada pada kondisi seperti ini, artinya mereka sudah jenuh dan ingin segera mengakhiri pembelajarannya.
#6 Menutup buku atau meletakkan media belajar yang dipegangnya
Pada sebagian kasus, perilaku anak yang mulai tidak semangat belajar ditunjukkan dengan tindakan seperti menutup buku atau meletakkan media belajar yang digunakan di lantai atau tempat lain.
#7 Menangis
Menangis saat belajar juga bisa menjadi ciri bahwa ia sudah tidak mau belajar. Ini juga merupakan ekspresi anak (biasanya di usia 4-11 tahun).
#8 Pergi meninggalkan tempat belajar
Ciri terakhir yang satu ini benar-benar super. Ini menandakan bahwa anak sudah mencapai stres yang cukup serius.
Dari 8 Ciri di atas, ada solusi untuk mengatasinya.
Solusi tersebut bukan berarti kita tetap memaksakan anak harus belajar, tapi lebih ke arah refresh atau penyegaran setelah melaksanakan proses pembelajaran yang cukup melelahkan bagi anak.
Berikut ini solusi atau cara yang bisa dilakukan.
Cara Mengatasi Semangat Anak yang Mulai Turun saat Belajar
Cara berikut ini bisa dilakukan ketika anak menunjukkan semangat yang mulai turun.
1. Berhenti belajar sejenak untuk memulihkan energi anak
Terlalu mem-push kegiatan anak dalam belajar itu kurang baik, karena di sini posisi kita hanya memotivasi mereka agar tetap semangat dan mengembalikan semangat mereka yang mulai turun ketika belajar.
Jadi, jika anak sudah memperlihatkan ciri-ciri yang sudah disampaikan, langkah awal yang perlu dilakukan adalah berhenti dulu sebentar dan menunggu energi anak kembali pulih. Setelah itu, lanjutkan belajar jika memungkinkan.
Memindahkan tempat belajar pada ruang terbuka
Cara ini bisa diterapkan apabila anak terlihat mulai menguap dan bernapas dalam. Seperti penjelasan di atas, bernapas dalam-dalam bisa disebabkan karena ruangan yang digunakan kurang bagus ventilasi udaranya, maka memindahkannya ke tempat atau ruang terbuka dapat dilakukan jika anak menunjukkan ciri-ciri tersebut.
Ruangan terbuka biasanya akan membawa energi baru karena O2 (Oksigen) yang tersedia juga banyak.
Tapi ingat untuk memilih tempat terbuka yang sekiranya akan bisa digunakan sebagai tempat belajar yang kondusif.
Bermain game edukasi sejenak untuk melepas kepenatan
Setiap anak suka dengan permainan atau game. Jika anak Ayah/Bunda memang suka bermain game, berikan sebentar waktu untuk mereka bermain game. Tapi perlu diingat juga, game yang dimainkan tentunya harus mengandung unsur-unsur pendidikan.
Memberikan makanan yang disukai
Sebagian anak mungkin mulai kehilangan semangat apabila ia lapar. Jadi, ini penting juga ya, Bunda tetap harus memperhatikan kebutuhan makanan sang anak meski ia sedang belajar.
Berikan makanan bergizi yang ia sukai sebagai pendamping belajarnya.
Mengakhiri pembelajaran dan melanjutkannya esok hari
Pada kondisi yang super jenuh dan tidak ada cara lain yang mempan, jalan terakhir yang paling baik adalah mengakhiri pembelajaran dengan anak ketika tidak memungkinkan untuk dilanjutkan.
Intinya, kita harus ingat bahwa prinsip dalam membimbing anak adalah dengan kasih sayang, ketulusan, kesabaran, dan pengertian. Jika pembelajaran hari ini tidak bisa dilakukan dengan hasil yang optimal, maka lakukanlah itu di esok hari.
Tetaplah belajar karena pengetahuan yang kita miliki saat ini hanyalah debu di antara luasnya tanah yang ada di alam semesta (Robby Nur Awaluddin)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H