Mohon tunggu...
Robby Syuhada
Robby Syuhada Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

seccret

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Ancaman Nyata bagi Kehidupan di Bumi

31 Desember 2023   21:30 Diperbarui: 31 Desember 2023   21:35 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kehidupan di Bumi terletak dalam bahaya akibat terus menjadi cepatnya penyusutan sistem pendukung kehidupan natural bumi, para ilmuwan terkemuka dunia sudah memperingatkan, kala mereka mengumumkan hasil pengecekan kesehatan planet sangat merata yang sempat dicoba.

Mulai dari terumbu karang yang tersebar di dasar lautan sampai hutan hujan yang mengering jadi sabana, kehancuran alam terjalin pada tingkatan yang puluhan sampai ratusan kali lebih besar dibanding rata- rata sepanjang 10 juta tahun terakhir, bagi laporan evaluasi global PBB.

Biomassa mamalia liar sudah menurun sebesar 82%, ekosistem natural sudah kehabisan dekat setengah wilayahnya serta satu juta spesies terletak dalam resiko kepunahan-- sebagian besar diakibatkan oleh aksi manusia, kata riset tersebut, yang dikumpulkan sepanjang 3 tahun oleh lebih dari 450 orang. ilmuwan serta diplomat.

sumber gambar : https://phinemo.com/
sumber gambar : https://phinemo.com/

2 dari 5 spesies amfibi terancam punah, begitu pula sepertiga karang pembuat terumbu, serta nyaris sepertiga spesies laut yang lain. Cerminan menimpa serangga-- yang sangat berarti dalam penyerbukan tumbuhan-- masih kurang jelas, tetapi ditaksir konservatif menampilkan paling tidak satu dari 10 serangga terancam punah serta, di sebagian daerah, populasinya menyusut. Secara ekonomi, kerugiannya sangat besar. Hilangnya penyerbuk sudah membahayakan hasil panen senilai$577 miliyar(440 miliyar), sedangkan degradasi lahan sudah kurangi produktivitas 23% lahan global.

Akibat yang tidak langsung terhadap umat manusia, tercantum kekurangan air bersih serta ketidakstabilan hawa, telah" tidak mengasyikkan" serta hendak memburuk bila tidak terdapat aksi revisi yang ekstrem, kata para penulis.

" Kesehatan ekosistem tempat kita serta spesies lain tergantung, saat ini memburuk lebih kilat dari lebih dahulu. Kita menggerogoti fondasi perekonomian, mata pencaharian, ketahanan pangan, kesehatan serta mutu hidup di segala dunia," kata Robert Watson, pimpinan Platform Kebijakan- Ilmu Antarpemerintah tentang Keanekaragaman Biologi serta Jasa Ekosistem( Ibpes)." Kami sudah kehabisan waktu. Kita wajib berperan saat ini."

Peringatan ini sangat mengejutkan dalam laporan PBB yang wajib disetujui lewat konsensus di segala negeri. Ratusan ilmuwan sudah mengumpulkan 15. 000 riset akademis serta laporan dari komunitas adat yang hidup di garis depan pergantian. Evaluasi ini didasarkan pada evaluasi ekosistem milenium pada tahun 2005, tetapi melangkah lebih jauh dengan tidak cuma memandang inventarisasi spesies, tetapi pula jaringan interaksi antara keanekaragaman biologi, hawa, serta kesejahteraan manusia.

Sepanjang seminggu terakhir, perwakilan dari pemerintah di segala dunia sudah menyempurnakan ringkasan buat para pembentuk kebijakan, yang mencakup skenario revisi, semacam" pergantian transformatif" di segala bidang pemerintahan, perbaikan peraturan perdagangan, investasi besar- besaran di hutan serta infrastruktur hijau yang lain, serta pergantian sikap orang semacam mengkonsumsi daging serta beberapa barang material yang lebih rendah.

Menyusul aksi mogok sekolah, keluhan Extinction Rebellion, deklarasi darurat hawa oleh parlemen Inggris, serta debat Green New Deal di AS serta Spanyol, para penulis berharap evaluasi keanekaragaman biologi setebal 1. 800 taman ini hendak mendesak krisis alam jadi sorotan global dengan metode yang sama. kehancuran hawa sudah jadi jadwal politik semenjak laporan 1, 5C tahun kemudian oleh Panel Antarpemerintah tentang Pergantian Hawa PBB.

David Obura, salah satu penulis utama laporan tersebut serta ialah otoritas global di bidang karang, berkata:" Kami berupaya mendokumentasikan seberapa besar kesusahan yang kita hadapi buat memfokuskan benak warga, tetapi pula berkata kalau belum terlambat bila kita melaksanakan upaya besar- besaran. jadi pergantian sikap transformasional. Ini merupakan perihal mendasar untuk kemanusiaan. Kita tidak cuma berdialog tentang spesies bagus di luar situ; ini merupakan sistem pendukung kehidupan kami."

Laporan tersebut menampilkan suatu planet dengan jejak kaki manusia yang sangat besar sehingga cuma menyisakan sedikit ruang buat perihal lain. 3 perempat dari segala lahan sudah diganti jadi lahan pertanian, ditutup dengan beton, ditelan oleh bendungan, ataupun diganti secara signifikan. 2 pertiga area laut pula sudah diganti oleh peternakan ikan, jalan pelayaran, tambang dasar laut, serta proyek yang lain. 3 perempat sungai serta danau digunakan buat budidaya tumbuhan ataupun peternakan. Dampaknya, lebih dari 500. 000 spesies tidak mempunyai habitat yang lumayan buat kelangsungan hidup jangka panjang. Banyak di antara mereka yang hendak lenyap dalam sebagian dekade.

Laporan tersebut melaporkan kalau nilai- nilai serta tujuan butuh diganti di segala pemerintahan sehingga para pembentuk kebijakan di tingkatan lokal, nasional, serta internasional selaras buat menanggulangi pemicu utama kehancuran planet bumi. Perihal ini mencakup pergantian insentif, investasi pada infrastruktur ramah area, memperhitungkan kehancuran alam dalam perdagangan internasional, menanggulangi perkembangan populasi serta tingkatan mengkonsumsi yang tidak menyeluruh, kerja sama yang lebih besar antar zona, undang- undang area hidup yang baru, serta penegakan hukum yang lebih kokoh.

Sokongan yang lebih besar untuk warga adat serta penunggu hutan dan petani kecil yang lain pula berarti. Banyak dari proteksi terakhir terhadap alam terletak di kawasan yang dikelola oleh kelompok- kelompok tersebut, tetapi apalagi di mari juga, tekanan mulai membagikan akibat, sebab binatang liar terus menjadi menurun bersamaan dengan berkurangnya pengetahuan tentang konservasi alam.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun