Mohon tunggu...
Robbi Khadafi
Robbi Khadafi Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang Ketik, Sang Pengantar

Kecil disuka muda terkenal tua kaya raya mati masuk surga

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Bergeser Dua Jam dari Jakarta

4 November 2018   14:19 Diperbarui: 4 November 2018   14:37 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua orang tentu tahu kota metropolitan DKI Jakarta. Mulai dari negatifnya seperti macet yang tidak mengenal waktu, padat penduduk, tindak kriminalitas yang tinggi, sampai sisi positifnya yakni kota yang menawarkan sejuta mimpi untuk merubah nasib untuk menjadi lebih baik. Apakah itu perubahan ekonomi, sosial maupun budaya.

Ibu kota negara Indonesia yang kini di pimpin oleh Gubernur Anies Baswedan ini, sedang merubah asumsi negatif yang berlaku di masyarakat dengan pelbagai cara. Salah satu contoh pembenahan infrastruktur di kawasan Sudirman - Thamrin. Tidak hanya itu, di kawasan lain juga dilakukan hal yang sama seperti pembangunan taman kota, transportasi massal dilakukan. Semuanya itu dilakukan oleh membahagiakan warganya agar betah hidup di Jakarta.

Sebagai makhluk sosial yang membutuhkan suasana baru untuk menyegarkan pikiran mengusir kejenuhan kehidupan di kota besar, semua hal di atas belum cukup. Terutama bagi saya yang sudah sejak lahir bermukim di kota yang berpenduduk kurang lebih 10 juta jiwa ini.

Untuk menjawab/mengobati kejenuhan saya ini, pada akhir pekan lalu diajak sahabat untuk berkunjung ke rumah saudaranya yang terletak di daerah Serang, Banten. Saya sempat menolak ajakan tersebut karena jarak yang cukup jauh dari Jakarta. Belum lagi, untuk menuju kesana menggunakan sepeda motor. Namun dengan alasan sahabat saya ini ingin berobat, saya menerima ajakannya. Pada hari itu saya juga sedang ada waktu luang.

Sekitar jam 2 siang, saya berangkat berboncengan dengan sahabat saya yang bertubuh tambun itu. Saya yang mengendarainya. Cuaca pada siang itu cukup terik. Sampai-sampai saya memakai jaket tidak dikancingi. Perjalanan ke Serang menggunakan sepeda motor ini merupakan pengalaman pertama saya. Sebelum-sebelumnya saya paling jauh ke daerah Puncak atau Bogor, Jawa Barat.

Jarak tempuh ke daerah-daerah tersebut kurang lebih hampir sama, yakni sekitar dua jam. Namun perjalanan ke Serang ini benar-benar tanpa istirahat. Sementara waktu 2 jam untuk menuju ke Puncak atau Bogor, saya biasanya pakai istirahat. Entah mengapa untuk perjalanan kali ini saya tidak memilik untuk istirahat. Apakah itu karena saya hanya jalan berdua atau alasan lainnya.

Selama perjalanan lewati jalur Ciledug, Cipondoh, saya masih tahu jalannya. Namun ketika sudah memasuki kawasan Tangerang Kota, saya tidak tahu. Sahabat saya ini yang menunjukan/mengarahkan jalannya. Saya lupa alasan kenapa yang mengendai motor karena sahabat saya ini sedang sakit, tidak bisa mengendarai motor sebagaimana mestinya. Apa lagi untuk jarak yang cukup jauh ke Serang.

Pantat saya sempat panas diperjalanan menuju Serang ini. Wajarnya saja karena jarak yang saya cari di google dari Jakarta ke Serang itu sekitar 80-an kilometer. Kecepatan yang saya gunakan mulai dari 40-60 km/jam sampai di atas 80 km/jam. Agar pantat saya tidak panas namun perjalanan tetap berlangsung, saya mencoba duduk agak bergeser ke belakang.

Perjalanan saya ini tidak boring karena sahabat saja terus mengajak ngobrol saya. Mulai dari cerita masa kecil sahabat saya ini di Serang sampai masalah keluarganya. Saya hanya menjadi pendengar yang baik saja. Sahabat saja ini juga bercerita apabila ia mengendarai sepeda motor ke Serang ini seorang diri. Hebatnya, kata saudaranya, sahabat saya ini hanya membutuhkan waktu 1 jam perjalanan dari Ciledug Kreo - perbatasan Jakarta dengan Tangerang Banten - menuju Serang.

Perjalanan saya kali ini juga cukup aneh karena tidak merokok sama sekali. Biasa saya apabila perjalanan jauh menggunakan sepeda motor, saya merokok untuk mengusir kebosanan atau melawan kantuk. Mengendarai sepeda motor maupun kendaraan lainnya sambil merokok itu tidak baik karena dapat menyebabkan kecelakaan. Baik itu membahayakan diri sendiri maupun pengendara lain.

Pemandangan Langka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun