Mohon tunggu...
Robbi Gandamana
Robbi Gandamana Mohon Tunggu... Ilustrator - Ilustrator

Facebook : https://www.facebook.com/robbi.belumfull -------- IG : https://www.instagram.com/robbigandamana/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Oh Yes, Oh No, Oh Maigot, Ketika Hijaber Melumat Es Krim

10 Agustus 2023   13:36 Diperbarui: 10 Agustus 2023   13:40 626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Instagram/@oklinfia

Beragama harusnya berdasar apa kata Tuhan, bukan kata orang. Banyak orang memutuskan berjilbab karena tetangga kanan kirinya pada berjilbab. Ini oke saja, cuman pemahamannya hanya sampai kulit, nggak nyampai daging. Tabiatnya masih kacau. Kasihan jilbabnya.

Yo wis lah gak popo, minimal belajar berjilbab.

Makane nek beragama iku ojok melok-melok tok ae. Syariat itu bukan trend. Kalau level imanmu masih gabluk, jangan ikutan sekte ortodok. Sing gampang-gampang ae lah. Lihatlah Najwa Shibab, Inayah Wahid, atau lainnya. Yang penting kamu jadi orang baik. Gitu aja kok repot.

Sekali lagi aku tulis : Kita ini cuman umat. Silahkan kamu ikut ulama yang mana. Ulama yang paling sesuai dengan hati dan pikiranmu, yang masuk logikamu. Jangan ikut-ikutan doang. Kalau ternyata salah, yang salah ulamamu. Umat itu awam, ulama yang tahu ilmunya.

Tenang ae lah. Parameter keberhasilan seseorang dalam beragama itu bukan salah atau benar, tapi baik atau tidak baik.

Elingo yo nduk, adab itu di atas syariat. Walau syariat itu pilar yang penting juga. Kalau syariat sudah oke, tapi adabnya bajingan, itu gagal dalam beragama.

Berjilbab itu belum prestasi, prestasi itu kalau dengan berjilbab kamu jadi orang yang lebih baik. Onok lho sing jilbaban gede tapi mbeling. Wis mangan ngaku durung. Wis sugih ngurus Gakin. Cwape dwech.

Tapi kalau kebetulan kamu tidak berjilbab, jangan kampanye ngajak orang untuk tidak berjilbab. Nggak perlu gitu juga. Berjilbab itu baik. Yang nggak baik itu khan yang menodai jilbab dengan kelakuan kacau pemakainya.

Lagian agama itu urusan personal. Hormati keputusan orang untuk berjilbab atau tidak, dan juga yang berjilbab terus copot jilbab. Nggak usah terseret ikut-ikutan menghujat atau membela. Wong podo gak pahame kok. Iku urusan Gusti Allah.

Aku amati di fesbuk ada (muslimah) yang kerjaannya membela orang yang tidak berjilbab atau berjilbab tapi dicopot jilbabnya. Lapo se wong iki. Postingannya seputar itu dan konyolnya di-share banyak orang. Kok akeh wong gak beres yo.

Sementara ini saja...besok diteruskan. Btw, ojok percoyo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun