Banyak orang yang mbadak mencari uang dengan segala cara karena mereka pikir sumber kenikmatan utama di dunia itu materi. Mereka tidak menemukan kenikmatan di keindahan hidup yang  diberikan Tuhan. Radar keindahannya tidak berfungsi normal.
Sudah milyaran kali uztadz atau motivator bilang, materi tidak menjamin hidup bahagia. Ada banyak korban bunuh diri itu justru dari kalangan menengah ke atas. Sing kere malah awet urip.
Ada kemarin seorang mahasiswi anak orang kaya yang tinggal di apartemen mewah, berkendara mobil pribadi yang juga okelah, tapi memutuskan mengakhiri hidup dengan loncat dari atas apartemennya. Dia lakukan itu beberapa hari sebelum wisuda.
Rumor yang beredar, si mahasiswi ini anak broken home. Orang tuanya cerai sejak usia dia masih belasan. Dia ingin selalu menyatukan kedua ortunya. Tapi nyatanya nggak pernah bisa. Bahkan di hari wisuda pun kedua ortunya nggak bisa disatukan dalam satu tempat dan waktu.
Akhirnya dia simpulkan, satu-satunya cara untuk menyatukan adalah kematiannya. Dan benar, kedua ortunya pun akhirnya bersatu, berada di tempat dan waktu yang sama di hari pemakamannya.
Kok jadi sedih ya. ---Btw, kisah mahasiswi ini kalau dipanjangkan dan diramu dengan bahasa  sastra ala pujangga,  bakalan jadi cerpen yang indah  sekaligus getir. Kesedihan yang bakalan mengendap dibenak hatimu berminggu-minggu lamanya---
Intine, ojok korupsi. Jarene Simbah, tingkatkan radar keindahanmu, ada kenikmatan yang lebih membahagiakan hati daripada materi.
Wis ah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H