Makanya aku bisa maklum kalau banyak motor tua dari masyarakat kalangan bawah yang tidak dipajakan. Mereka itu membayar pajak dengan uang hasil kerja sangat keras, masih direpotkan dengan kolotnya birokrasi, eh ternyata uangnya dimakan sendiri oleh pegawai gembrot sialan.
Apalagi harta dari hasil ngutil uang pajak dipamer-pamerkan ke publik. Bajingan. Gak sopan blas.
Well, soal pamer atau flexing itu privasi tiap orang. Secara hukum nggak ada masalah, nggak kena pasal. Itu masalah akhlak, moral individu. Itu urusan pribadi, kalian semua nggak berhak ngurusi. Jarno bapak ibu'e sing ngurusi. Â Koyok awakmu gak pamer ae. Kalau kamu punya barang bagus pasti kamu pamerkan. Secara terang-terangan atau terselubung. Ala raimu.
Masalahnya yang dipamer-pamerkan nilainya jauh melebihi dari gaji dia yang seorang pegawai pajak. Itu mencurigakan dan bisa jadi masalah bagi negara. Rakyat nggak lagi percaya dengan instansi perpajakan. Rakyat dadi aras-arasen mbayar pajek.
Aku gak ngurus nek onok sing gak mbayar pajek, urusanmu. Ojok sampek ketemon. Sing penting ojok ngajak-ngajak koncomu. Ya'opo ya'opo negoro butuh duwik ndes. Gawe nembel dalan krowak terus sing bahane gak sesuai spek yang lagi-lagi karena dikorupsi. Wadoh ruwet negoromu le.
Wis ah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H