Mercon memang berbahaya, terutama karena bisa dirakit sendiri dengan ukuran jumbo dan bisa dibeli oleh anak  di bawah umur. Di luar itu semua, mercon adalah alat kegembiraan dan interaksi sosial yang nyata.
Orang Indonesia itu sejak dulu nggak sadar safety. Apalagi saat itu zaman susah, rakyat haus hiburan. Kegembiraan bermercon ria itu melalaikan akan bahaya ledakan yang bisa membuat jari tinggal separuh (kasihan, nggak bisa lagi berhitung dengan benar).
Sudah benar kalau pemerintah mengharamkan mercon. Karena urusan mercon ini sudah di level gila-gilaan. Ada yang sampai dadanya bolong dan rumahnya terbakar karena menimbun bahan mercon yang mudah meledak di bawah persis tempat tidur.Â
---Mungkinkah Sundel Bolong itu korban ledakan mercon?---
Zaman mercon sudah berlalu, tapi bagaimanapun itu adalah kegembiraan sejati bulan Ramadhan di zaman minim hiburan dan teknologi canggih. Mercon adalah alat interaksi sosial yang benar-benar nyata tanpa kepalsuan emoticon medsos.
Dulu memang serba manual, tapi bagaimanapun suasana puasa dan lebaran lebih indah dibandingkan sekarang. Kesederhanaan dan keterbatasan membuat orang bisa saling akrab satu sama lain. Perasaan samire (sami kere) juga membuat kita jadi saling berendah hati dan empati. Yang jelas originalitas kita sebagai manusia masih terpelihara.
Wis ah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H