Mohon tunggu...
Robbi Gandamana
Robbi Gandamana Mohon Tunggu... Ilustrator - Ilustrator

Facebook : https://www.facebook.com/robbi.belumfull -------- IG : https://www.instagram.com/robbigandamana/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Indonesia Harusnya Menggunakan Label Haram daripada Label Halal, Ini Alasannya

15 Maret 2022   17:19 Diperbarui: 15 Maret 2022   17:33 1467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: money.kompas.com

Kalau di negara yang mayoritas Nasrani seperti Australia atau Selandia Baru, cocok kalau produk makanannya pakai label halal. Mereka relatif nggak mumet soal halal haram. Ada sih yang diharamkan, tapi jarang ditemukan di pasar konvensional.

Sesama muslim relatif saling percaya kalau produk (makanan) yang dijualbelikan di antara mereka itu halal.

Di samping itu, sertifikasi halal bisa membuka peluang korupsi. Karena untuk mendapatkan sertifikat halal itu harus bayar, nggak gratisan. Nggak semudah itu ferguso. Harus dipersulit. Ini Endonesa Raya.

Suatu produk yang nggak ada label halalnya akan diancam dengan sanksi pidana penjara atau denda yang berat. Remek, dagangan durung payu wis direpoti sertifikasi.

Sertifikasi haram juga sebenarnya bisa dimainkan, tapi teknisnya agak sulit dibandingkan sertifikasi halal. Jika ada pun relatif jarang.  Misal ada seseorang yang punya usaha abon babi minta dagangannya tidak dikasih label haram. Mungkin karena bikinnya susah --> babi utuh digebuki sampai jadi abon.

Sertifikasi halal bisa merusak iman petugas sertifikasi. Karena bisa diperjualbelikan. Dengan sedikit ancaman hukum pidana, maka penghasilan sampingan pun lancar jaya.

Begitulah, apakah anda semua sudah paham? Kalau belum, baca sekali lagi ya. Matur nuwun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun