Jujur saja, aku sendiri nggak suka acara Bukber. Seandainya aku datang, itu karena solidaritas pertemanan dan penghargaan pada panitia yang sudah capek-capek bikin acara. Seasyik-asyiknya bukber di restoran mewah, lebih mewah berbuka puasa dengan anak istri di rumah walau lauknya cuma tahu tempe.
Tapi sebenarnya tanpa ngomong dan salaman pun hati sudah bicara (memaafkan). Cuma rasanya kok nggak afdol kalau belum bicara dan bertatap wajah. Walau ada sebagian muslim yang menolak salaman dengan lawan jenis. Itu oke saja. Aku sendiri nggak masalah salaman dengan cewek. Yang penting niatnya, asal hati bertapa, nggak ada muatan syahwat. Tapi nek wedi ngaceng, mending ojok salaman.
Ya gitu dwech.
- Robbi Gandamana -
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H