Mohon tunggu...
Robbi Gandamana
Robbi Gandamana Mohon Tunggu... Ilustrator - Ilustrator

Facebook : https://www.facebook.com/robbi.belumfull -------- IG : https://www.instagram.com/robbigandamana/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Berita Ilusi yang Bikin Sensi

20 Januari 2016   19:04 Diperbarui: 21 Januari 2016   13:19 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai orang awam, saya nggak pernah tahu yang sesungguhnya, apakah kejadian teror Sarinah adalah rekayasa atau bukan. Saya hanya tahu berita tersebut dari media mainstream atau situs-situs berita yang kredibel. Jadi saya nggak akan percaya sama sekali dengan kasak kusuk para netizen antah berantah atau berita dari situs nggak jelas.

Yang cukup bikin saya herman....bagaimana bisa status atau tulisan oleh orang yang sama sekali tidak berkompeten di bidangnya bisa dipercaya dan di-share begitu saja oleh gemblunger all over the medsos. Subhanalloh..

Sepertinya masyarakat kita buanyakk yang belum bisa move on total. Benih benih perseteruan dari Pilpres kemarin masih belum sepenuhnya padam. Karena berita ilusi di atas (kebanyakan) adalah berita negatif yang menyudutkan pejabat, aparat pemerintah dan presidennya saat ini.

Kedua kubu ini berlomba-lomba membuat berita ilusi untuk menjatuhkan mental lawan. Tulisan soal pengalihan isu teror Sarinah ditulis oleh Jokowi Haters. Tulisan soal Fachri Hamsah Vs. KPK kebanyakan ditulis oleh Jokowi Lovers. Saya sebagai Golput menikmati pertunjukan itu dengan rileks di sela-sela kesibukan kerja. Ayo Mblo..kamu bisaaaaaa!

Saya pribadi tak pernah percaya (masuk hati) berita yang nggak jelas juntrungannya, lebih baik menunggu berita resmi atau berita dari situs berita yang kredibel. Boleh sih..dan halal baca berita ilusi asal tidak dimasukkan di hati, sekadar hiburan semata. Jika berita tersebut 'miring' , kita tak terpancing untuk emosi yang berujung pada debat yang tak berujung.

Berita ilusi bernuansa politik dan sejenisnya kebanyakan berdasar atas kedengkian antar kubu yang berseteru saat Pilpres 2014. Jadi lebih baik bacalah dengan hati yang terbuka, netral, jangan dimasukan di hati dan pikiran. Kalau terlalu serius mbacanya jadi ikut terjerumus ke lembah gemblung.

Kebencian yang amat sangat itulah yang menjadikan hati dan pikiran mereka burek, nggak bisa berpikir jernih. Sehingga mereka langsung meng-iya-kan berita apa pun yang mewakili kebenciannya. Akhirnya plonggg!, 'Alhamdulillah Ya Rabb..'

(Sori saya Golput, tak ada urusan dengan hater, lover atau gemblunger. I don't want to be a part of this sick society!)

Dengan kata lain, kebencian itulah yang menyeret hati untuk selalu curiga, berprasangka, ber-ilusi yang ujungnya dituangkan dalam bentuk tulisan. Jrengg..dan disebarkan ke sesama kaum pendendam. Jadilah viral di dunia maya. Oh yessss...lanjut!

Jika bukan orang yang berkompeten di bidangnya, jangan gegagah sok nulis berita teror Sarinah jika nggak punya fakta, bukti kuat dan meyakinkan. Itu bisa jadi fitnah, bila berita tersebut menyudutkan seseorang atau lembaga tertentu. Di-share wong sak endonesah mas bro.

Lebih baik nulis artikel picisan daripada menulis berita tapi tanpa fakta dan bukti yang kuat. Karena berita ilusi berpotensi menimbulkan perpecahan, kegaduhan, polemik, kebencian antar umat. Terutama 2 kubu yang masih saja bertikai itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun