Mohon tunggu...
Robbi Gandamana
Robbi Gandamana Mohon Tunggu... Ilustrator - Ilustrator

Facebook : https://www.facebook.com/robbi.belumfull -------- IG : https://www.instagram.com/robbigandamana/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Janji Tuhan Jangan Dijanjikan Oleh Manusia.." [Think Different Ala Cak Nun]

3 Juli 2015   15:13 Diperbarui: 21 September 2015   16:35 156791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena umur sudah kepala 6, maka otomatis kemampuan tubuh pun menurun. Begitu juga dengan kemampuan penglihatan Cak Nun. Tapi dengan keyakinan dan sugesti tadi, beliau melatih, memerintah matanya untuk bisa melihat dengan normal. Sekarang mata beliau bisa normal lagi tanpa harus pakai kaca mata. Tentu saja tidak semua orang bisa berhasil dengan itu. Kasihan para penjual kaca mata...gak payu mblo.

 

Tidak Ada Manusia yang Suka Puasa

Suatu kali beliau bertanya pada jamaahnya, "Kalian suka puasa nggak..?"
Reaksi jamaahnya beragam, ada yang jawab "Suka..!" dengan semangat dan ada yang jawab "Yaa..suka.." dengan malu-malu seolah nggak yakin.
"Alaa raimu...nggak ada manusia yang suka puasa..!" kata Cak Nun.

Menurut Cak Nun, manusia itu melakukan puasa karena perintah Tuhan (apalagi perintahnya wajib). Kalau manusia suka puasa, ya nggak akan diperintahkan..ngapain, lha wong sudah suka kok. Berhubung itu perintah Tuhan dan hukumnya wajib, mau nggak mau harus dijalankan. Tapi manusia menjalankannya dengan ikhlas sebagai bentuk cinta pada Tuhannya. Dan orang hebat adalah orang yang melakukan dengan ihklas perbuatan yang tidak disukainya. Kalau orang melakukan sesuatu karena memang suka..ya apa hebatnya.

Sifat dasar manusia adalah lebih banyak meminta daripada memberi. Sebuah perintah (Tuhan) harus diiming-imingi imbalan dulu. Kayak anak kecil yang diiming-imingi coklat kalau mau si anak hapal ayat suci tertentu. Imbalan pahala yang sangat besar itu adalah sebuah bentuk stimulus agar manusia tergerak dan jadi suka. Itu pun nggak jadi jaminan manusia mau melaksanakan.

Kalau hukumnya nggak wajib, maka segelintir orang yang mau melaksanakan. Perhatikan saja saat puasa sunnah Syawal, walaupun diiming-imingi 'puasa seminggu pahalanya sama dengan puasa setahun', hanya sedikit orang yang menjalankan. "Males boss..cuman puasa sunnah..nggak wajib!"

Dan puasa (atau semua ibadah yang lain) bukan untuk kepentingan Tuhan. Tuhan gak pathe'en, manusia mau melakukan atau tidak..gak ngurus!. Semua sudah ada aturan dan sanksi yang jelas. Puasa itu 100% untuk kepentingan manusia. Untuk kebaikan, pelatihan dan pemahaman manusia.

**

Masih buanyakk pemikiran-pemikiran nyeleneh tapi cerdas dari beliau yang kalau ditulis bisa jadi disertasi…tapi sementara ini dulu mblo… kesel nulise, enak awakmu cuman moco tok ae huwehehehe…………………………(bersambung).

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun