Kata demi kata,
kalimat demi kalimat,
paragraf demi paragraf,
tidak akan pernah sama maknanya,
jika kau tidak lagi sama dengan ku.
pagi menukar malam,
tatkala kau datang di pintu rumahku.
Memberiku  surat perpisahan,
beramplop merah, bertintakan emas.
ada namamu,
tapi tak ada namaku.
Malam berselimut dingin,
lalu menangis sedih.
kuusap air matanya sambil bertanya,
mengapa kau bersedih ?
Tak ada jawaban.
Namun malam mendekapku,
dalam kegelapan yang membeku.
tak ada ratapan,
hanya ada kepasrahan.
kudekap keikhlasan dalam sanubariku.
sembari berdoa dan berharap,
kebahagian akan datang.
Untuk memelukku dan mendekapku sekali lagi.
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI