Ada satu pengalaman menarik sore ini. Tadi, saya memesan makanan delivery makanan jepang . Saya sudah sering memesan makanan ditempat itu, karena enak , respon cepat, dan murah meriah. Kali ini saya memesan makanan Sandwich isi salmon ukuran monster. Hanya dengan 17 ribu, saya bisa makan daging ikan salmon. Ini adalah pemesanan kira - kira kelima kali untuk sandwich, biasanya saya pesan menu sushi. Saya minta diantar pukul 6-7 malam ( kira -- kira pengantaran ke 3 ). Tiba - tiba pukul 17.31, saya di sms , karena pengantar makanan sudah tiba. Saya langsung saja mengambil makanan tersebut dan membayar sesuai harga.
Karena lapar saya, langsung membuka sandwich. Saya punya kebiasaan makan, tanpa mengecek apa isi sesuai dengan pesanan . Sandwich biasa yang saya pesan berbentuk roti tawar tengah - tengahnya diisi dengan sayur,mayones, daging salmon, roti lagi ditengah dan diisi saus tomat ,salmon , keju, dan roti lagi. Rata - rata daging salmonnya menurut saya cukup. Tapi entah kali ini berbeda. Roti sandwich saya memang diisi daging salmon tapi ukurannya kecil dan taraaa... Ada telur dadar !!
Saya sekilas merasa heran. Saya lalu mulai makan roti tersebut sambil merenung kenapa ada telur dadar. Saya lihat kantong pemesanan, atas nama saya dan ada nomor hape saya disana. Berarti gak salah antar kan ?
Saya mencoba bertanya kepada adminnya. Kenapa sandwich saya ada telur dadar. Dan ia menjawab apabila sandwich memang ada telurnya. Mungkin adminnya lupa, kalau ini bukanlah pesanan pertama saya. Jadi saya jelaskan kalo saya sering beli sandwich tersebut , termasuk varian yang berbeda yaitu sandwich beef, tetap tidak ada menu telur disana. Tebak, apa respon adminya selanjutnya ?
Ia bertanya, saya mau gimana ?
Saya bilang saya nggak mau apa - apa. Saya hanya heran kenapa ada telor dadar dalam sandwich. Ia kemudian menawarkan pengembalian uang, saya bilang tidak usah. Pertama karena saya sudah makan rotinya dan saya memang gak ada niat untuk pengembalian. Dan setelah itu saya diceramah...
Saya dikasih gambar bagaimana protes yang baik. Dan rata - rata jika saya lihat yang dicontoh, semua protes itu berakhir dengan pemberian uang (maaf saya hanya membaca satu contoh saja). Kemudian saya diceramahi apabila harga salmon itu naik . Yang terakhir si admin bilang kalo ia mantan mahasiswa. Jadi saya yang dianggap mahasiswa ini tidak boleh protes. Kalo udah makan makanannya jangan protes. Dia juga bilang kalo dia dulu adalah mahasiswa , dan gak pernah protes.
Saya cukup menahan emosi.Â
Saya jelaskan, saya tidak menuntut pengembalian dana, karena bagi saya cukup tahu alasan kenapa ada telornya. Saya berasumsi si admin, mengira saya pelanggan rese' yang mau meras penjual atau tukang gosip menyebar - nyebar aib atau tukang protes - protes kagak jelas (Karena ini protes kedua kali saya, protes pertama adalah soal sushi protes yang pertama adalah kesalahan saya yang tidak membaca menu dengan cermat, sejak saat itu saya benar2 cermat dalam melihat menu. Karena itu saya heran kenapa ada telur ). Saya mencoba bersabar dan menyatakan niat saya baik. Saya jelaskan saya ini pelanggan yang sering beli makanan tersebut.Â
Jawaban selanjutnya, saya disuruh beli tempat lain dan saya diblokir.
Disini saya merasa sedih.
Saya berniat baik - baik bertanya. Tanpa niat untuk minta mengembalikan uang saya. Saya juga tidak memaki dan melecehkan admin. Seandainya , admin bilang kalo itu kebijakan untuk mensiasati harga salmon yang mahal pun, akan saya terima. Karena memang saya niatnya bertanya.Â
Pada akhirnya, saya mengirim sms kepada mas yang nganterin makanan td. Saya sampaikan permohonan maaf kepada mbak admin apabila ada ucapan saya menyakiti. Dan tolong sampaikan juga apabila saya juga mantan mahasiswa dan sudah pernah merasakan dunia kerja. Tak lupa saya mendoakan semoga usaha makanan ini menjadi sukses. Alhamdulillah mas tukang antar menjawab iya.
Selanjutnya saya intropeksi, mungkin saya ada salah dalam menyampaikan atau niat baik saya diasumsikan salah. Mungkin saya dikira tukang tipu atau apalah, saya tidak tahu...
Bagi saya sendiri. Membeli makanan bukan sekedar mencari enak dan murahnya. Tetapi menjalin sebuah hubungan dengan penjual juga diutamakan. Maka dari itu, saya cendernung membeli makanan ditempat yang sama, apabila sudah sreg dengan pelayanan dan keramahan penjualnya.
Untuk kali ini saya kecewa... Pertama, saya dibohongi (dengan entengnya admin menjawab sandwich memang pake telur, padahal tidak) dan kedua niat baik saya disalah artikan.
Semoga ini dapat menjadi pelajaran bagi kita semua.
Catatan: mohon maaf saya tidak bisa menyertakan foto, atau screenshoot percakapan kami. Karena saya memutuskan untuk melupakan kejadian ini dan mendelete semua percakapan kami. Setelah ia memblokir saya, saya balik memblokir dan menghapus kontaknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H