Mohon tunggu...
Prasetya Marisa
Prasetya Marisa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pekerja , Pembelajar, dan Penulis Buku Diari.

Mencintai apa yang bisa dicintai. Hidup untuk masa lalu, masa kini, dan masa depan. Tidak memiliki apapun termasuk diri sendiri. Mengejar kesempurnaan walau tak pernah sempurna. Selalu ada cela. Noda.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Apakah Semua Komplain Harus Berujung Pengembalian Uang?

20 Mei 2017   20:43 Diperbarui: 21 Mei 2017   02:31 799
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Saya berniat baik - baik bertanya. Tanpa niat untuk minta mengembalikan uang saya. Saya juga tidak memaki dan melecehkan admin. Seandainya , admin bilang kalo itu kebijakan untuk mensiasati harga salmon yang mahal pun, akan saya terima. Karena memang saya niatnya bertanya. 

Pada akhirnya, saya mengirim sms kepada mas yang nganterin makanan td. Saya sampaikan permohonan maaf kepada mbak admin apabila ada ucapan saya menyakiti. Dan tolong sampaikan juga apabila saya juga mantan mahasiswa dan sudah pernah merasakan dunia kerja. Tak lupa saya mendoakan semoga usaha makanan ini menjadi sukses. Alhamdulillah mas tukang antar menjawab iya.

Selanjutnya saya intropeksi, mungkin saya ada salah dalam menyampaikan atau niat baik saya diasumsikan salah. Mungkin saya dikira tukang tipu atau apalah, saya tidak tahu...

Bagi saya sendiri. Membeli makanan bukan sekedar mencari enak dan murahnya. Tetapi menjalin sebuah hubungan dengan penjual juga diutamakan. Maka dari itu, saya cendernung membeli makanan ditempat yang sama, apabila sudah sreg dengan pelayanan dan keramahan penjualnya.

Untuk kali ini saya kecewa... Pertama, saya dibohongi (dengan entengnya admin menjawab sandwich memang pake telur, padahal tidak) dan kedua niat baik saya disalah artikan.

Semoga ini dapat menjadi pelajaran bagi kita semua.

Catatan: mohon maaf saya tidak bisa menyertakan foto, atau screenshoot percakapan kami. Karena saya memutuskan untuk melupakan kejadian ini dan mendelete semua percakapan kami. Setelah ia memblokir saya, saya balik memblokir dan menghapus kontaknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun