Mohon tunggu...
Muhamad Jico
Muhamad Jico Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Tidak ada yang menarik, kecuali dirimu.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

KAI Commuter: Kamu adalah Pilihanku

31 Agustus 2023   23:36 Diperbarui: 1 September 2023   00:11 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waktu menunjukkan pukul 01.14 dini hari, kakiku melangkah keluar dari gerbong 5 kereta ekonomi menuju lobby Stasiun Pasar Senen yang ramai. Tubuhku lelah setelah perjalanan panjang 16 jam, mataku "naik-turun" menahan kantuk yang tak terelakan. Kulangkahkan kaki ke mushola untuk meng-istirahat-kan tubuhku sejenak, "Aku harus menahan lelah ini karena sejak awal aku sudah memutuskan untuk memilihnya", gumamku dalam hati. Iya, pagi itu aku memutuskan untuk memilih bertemu dengannya, meskipun tubuhku lelah. Dia putih, menawan, memberikan kenyamanan, tetapi dia bukan manusia, dia adalah KAI Commuter.

Hai, semuanya. Kalian bisa panggil aku Jico. Ini adalah tulisan perdanaku di blog ini dan sekarang aku akan berbagi ceritaku tentang KAI Coummter dengan penuh semangat. Cerita ini seribu persen merupakan cerita pengalaman pribadiku yang kukemas sedemikian rupa agar lebih menarik untuk dibaca. Selamat membaca! Semoga kalian suka, yaa, dengan ceritaku.

Menjelang Lebaran

Dua puluh lima April 2022, aku memutuskan memilih tanggal itu untuk pulang dari rantauan menuju kampung halaman. Oh, iya, aku sedang menempuh pendidikan tinggi di Kota Malang dan Kota Cilegon adalah kampung halamanku. Kembali ke cerita. "Aku naik kereta saja, meskipun harus menempuh waktu yang lebih lama", ucap diriku ketika berdebat dengan teman satu kosku. Dalam sekejap, aplikasi KAI Access telah terbuka dan aku telah membeli tiket kereta perjalanan dari Stasiun Malang menuju Stasiun Pasar Senen 1 bulan sebelum kepulangan. Maklum, menjelang lebaran, aku harus berebut tiket agar tidak kehabisan dengan orang-orang yang juga ingin mudik.

Tiket sudah kupegang, tapi hatiku belum tenang. Iya, aku harus memikirkan bagaimana aku bisa ke Cilegon karena tujuan akhir kereta ialah Stasiun Pasar Senen yang berada di Jakarta. Sebenarnya, aku sudah tau rute kepulangan menuju Cilegon dari Jakarta. Aku juga sudah mengenal dan jatuh cinta pada pandagan pertama dengan KAI Commuter sejak tahun 2017. Akan tetapi, menjelang lebaran, aku berpikir keras bukan karena tidak ada pilihan, melainkan pukul 01.14 WIB merupakan waktu kedatangan kereta di Stasiun Pasar Senen. "Apakah ada KAI Commuter yang beroperasi pada waktu tersebut?", tanyaku pada diri sendiri.

Ada dua pilihan yang dapat aku ambil: naik bus atau KAI Commuter. Pilihan yang harus segera aku putuskan sebelum besok aku pulang. Pulang menggunakan bus dari Jakarta ke Cilegon akan lebih cepat, tapi aku juga nyaman dengan KAI Commuter, meskipun ada waktu yang harus kukorbankan. Sejak awal, sebenarnya pilihanku sudah jatuh ke pelukan KAI Commuter, tapi sebelum itu aku harus melihat estimasi kapan aku tiba di Cilegon. Aku buka aplikasi KRL Access yang memuat seluruh jadwal keberangkatan dan kedatangan kereta commuter. Aplikasi ini sebenarnya sudah sering aku pakai sebelumnya karena memudahkanku menemukan rute dan waktu yang tepat ketika ingin pulang-pergi dari Jakarta. Bagaimana aku tidak jatuh hati dengan kenyamanan dan "effort" yang diberikan oleh KAI Commuter kepadaku? Hehehe. Nanti kalian akan tahu kenapa aku nyaman menggunakan KAI Commuter. Akhirnya, tidak sampai 15 menit, aku sudah menemukan rute dan waktu yang harus aku tempuh menggunakan kereta commuter menuju Cilegon. Jujur, itu amat sangat melelahkan, tapi sudah kuputuskan kereta commuter yang akan membawaku pulang.

16 Jam di Kereta

Adzan shubuh telah berkumandang, ayam berkokok dengan lantang tanda waktu pagi telah datang. Hari ini aku pulang. Iya, hari ini merupakan tanggal 25 April 2022 yang mana aku harus meninggalkan Malang sementara waktu untuk berlebaran bersama keluarga di rumah. Aku berpamitan kepada semuanya: teman kuliahku, teman kosku, dan bapak-bapak di lingkunganku. "Salam, yaa, untuk keluarga", ucap salah satu bapak-bapak yang aku kenal. Aku hanya mengangguk tanda menyetujui permintaannya. Waktu sudah menunjukkan pukul 09.00 WIB, aku sudah tiba di Stasiun Malang. Alhamdulillah, keretaku sudah tiba di peron. Jadi, aku bisa langsung masuk ke dalam kereta, meskipun kereta baru berangkat dari Stasiun Malang jam 09.25 WIB. Setelah kusimpan semuanya, aku persiapkan diriku untuk menempuh perjalanan 16 jam menggunakan kereta dalam kondisi berpuasa. Kereta berangkat. 

Aku, sesekali membuka kembali handphone-ku dan mengecek kembali rute dan jadwal di aplikasi KRL Access hanya untuk memastikan. Keberadaan aplikasi ini sangat membantuku karena mudah digunakan dan fleksibel. Aku hanya perlu mencari nama stasiun keberangkatan, maka akan keluar waktu keberangkatan dan kedatangan. Aku juga akan mendapatkan informasi rute stasiun yang akan dilewati kereta commuter tersebut. Tak jarang temanku bertanya rute KAI Commuter dan aku merekomendasikan untuk mengunduh aplikasinya. Semudah dan fleksibel itu karena kita dapat melihat jadwal dan waktu sesuai dengan keinginan kita.

Waktu terus berlalu, detik berganti detik, menit berganti menit, dan jam berganti jam. Perjalanan ini masih panjang. Aku baru saja tiba di Stasiun Semarang Tawan. Sudah waktunya untuk berbuka puasa, lalu aku berbuka setelah adanya pengumuman dari petugas di kereta bahwa sudah masuk waktu maghrib. Aku menikmati perjalananku yang panjang dan lama ini dengan melihat keluar jendela yang gelap, tapi terkadang cahaya lampu muncul tanda aku melewati perkotaan. Jam menjukkan pukul 00.45 WIB, aku tiba di Stasiun Bekasi yang berarti 2 stasiun pemberhentian lagi aku akan tiba di stasiun akhir, Stasiun Pasar Senen. Lelah sekali, aku butuh tempat untuk merebahkan tubuhku dan memejamkan mataku.

Kamu adalah Pilihanku

Waktu menunjukkan pukul 01.14 dini hari, aku sudah sampai. Kakiku melangkah keluar dari gerbong 5 kereta ekonomi menuju lobby Stasiun Pasar Senen yang ramai. Tubuhku lelah setelah perjalanan panjang 16 jam, mataku "naik-turun" menahan kantuk yang tak terelakan. Kulangkahkan kaki ke mushola untuk meng-istirahat-kan tubuhku sejenak, "Aku harus menahan lelah ini karena sejak awal aku sudah memutuskan untuk memilihnya", gumamku dalam hati. Iya, pagi itu aku memutuskan untuk memilih bertemu dengannya, meskipun tubuhku lelah. Dia putih, menawan, memberikan kenyamanan, tetapi dia bukan manusia, dia adalah KAI Commuter.

Aku lihat kembali waktu kedatangan kereta commuter dari Stasiun Pasar Senen menggunakan aplikasi KRL Access. Pada aplikasi ini, tertera kereta pertama akan datang pada pukul 05.16 WIB yang artinya aku harus menunggu 4 jam di Stasiun Pasar Senen dengan tubuh yang lelah. Keberadaan aplikasi tersebut juga lah yang membuat aku memilih menggunakan kereta commuter daripada menggunakan bus. Aku takut nantinya tidak ada bus di terminal yang akan mengantarkanku ke Cilegon. Aku mau yang pasti-pasti aja :).

Setelah makan sahur dan sholat subuh, aku bersiap mengemas barang bawaanku untuk menuju loket stasiun. Aku mengantri bersama penumpang lainnya dan ternyata aku baru mengetahui kalau aku harus membeli kartu multi trip (KMT) karena KAI Commuter tidak lagi menggunakan kartu sekali perjalanan. Aku membelinya karena jujur aku membutuhkannya dan memudahkanku untuk menggunakan transportasi umum di Jabodetabek. Aku hanya perlu menempelkan kartu ini -- yang sudah terisi saldo -- ke mesin, lalu aku bisa masuk ke dalam peron kereta. Selain itu, kartu multi trip (KMT) dari KAI Commuter tidak hanya dapat digunakan di stasiun, tetapi TransJakarta dan transportasi lainnya. Terkadang, KMT yang aku pakai tidak berfungsi dengan baik, tetapi di depan mesin sudah ada petugas yang siap siaga membantu kita dengan ramah.

Pribadi: 2021
Pribadi: 2021

Peron kereta Stasiun Pasar Senen sudah dipenuhi oleh penumpang sebelum kedatangan kereta. Aku sudah menantikan pertemuan ini sejak lama, aku langsung membuat video kedatangan kereta saat kereta tersebut tiba di stasiun. Aku unggah video tersebut di status WhatssApp karena bahagianya aku setelah sekian lama tidak bertemu. Aku ingat betul, terakhir kali aku menaiki kereta commuter ialah awal tahun 2021 yang artinya sudah 1 tahun lebih aku tidak menaiki kereta commuter. Sebuah rindu yang terbayarkan ~. 

Pukul 05.16 WIB, kereta tiba di Stasiun Pasar Senen. "Tepat waktu", gumamku dengan bahagia. Tas ransel di punggung dan totebag di tangan dengan tubuh yang lelah, aku masuk ke dalam kereta commuter. Alhamdulillah, aku kebagian tempat duduk. Langsung kusandarkan tubuhku ke dinding kereta, tapi keributan mengangguku. Ternyata ada pencuri hp, tapi dengan sigap pencuri tersebut dibekukan dan diamankan oleh petugas KAI Commuter, lalu dibawa ke pos. Aku tidak tahu bagaimana kelanjutannya, tapi aku merasa itu suatu service yang baik dari petugas KAI Commuter untuk menjaga keamanan dan kenyamanan aku dan penumpang lainnya.

Kereta commuter berangkat dari Stasiun Pasar Senen dengan tujuan akhir Stasiun Kampungbandan, padahal tujuanku adalah Stasiun Tanahabang yang nantinya lanjut hingga Stasiun Rangkasbitung. Tiba di Stasiun Kampunbandan, aku bertanya kepada petugas di sekitarnya, "Kalau mau ke Tanahabang naik kereta yang mana, Pak?". Petugas itu dengan ramah menjawab. "Di sini aja, Mas, soalnya satu rangkaian kereta", jawabnya. Lagi-lagi, petugas KAI Commuter membuat diriku semakin nyaman dan jatuh cinta dengan kereta commuter.

Aku tiba di Stasiun Tanahabang. Aku harus mencari di mana kereta dengan tujuan akhir Stasiun Rangkasbitung akan datang. Aku menaiki tangga dan ternyata aku dapat dengan mudah menemukan informasinya karena di stasiun sudah tertera papan informasi yang memberitahu di peron berapa kereta dengan tujuan akhir Stasiun Rangkasbitung tiba. Selain itu, pada peron tempat menunggu, terdapat informasi jam kedatangan kereta sehingga aku yakin kita akan dengan mudah menggunakan kereta commuter. Aku juga memastikan ulang dengan bertanya kepada petugas yang ada dan mereka menjawab dengan ramah.

Stasiun Tanahabang akan menjadi stasiun kereta commuter terakhir yang aku gunakan hari ini. Aku masuk dengan terburu-buru dan ternyata aku masuk dan duduk di kereta wanita. Aku sangat malu, tapi petugas memberitahu aku tanpa marah dan tatapan yang sinis. Adanya kereta wanita menunjukkan tindakan preventif KAI Commuter untuk menjaga kenyamanan penumpang wanita. Setelah menempu perjalanan kurang lebih 2 jam, Aku tiba di Stasiun Rangkasbitung dan selesai juga cerita kali ini.

Perjalanan panjang nan melelahkan, tapi tidak akan terasa ketika kita menemukan kenyamanan. Kamu adalah Pilihanku. Terima kasih, KAI Commuter.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun