Mohon tunggu...
R. M. S. P. Alam
R. M. S. P. Alam Mohon Tunggu... Wiraswasta - Konsultan Bisnis UKM

Creating the Future

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Seperti Inilah Proses Belajar Seorang Mahasiswa

18 April 2017   15:29 Diperbarui: 19 April 2017   04:03 1439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Applied.com

Berkat instruksi seperti di atas, akhirnya mahasiswa lebih mengedepankan kuantitas daripada kualitas. ‘Ah yang penting satu halaman penuh keisi jawaban. Bener atau nggak, urusan sekian.’ Muncullah pernyataan menyepelekan seperti itu. Pada saat presentasi, karena waktu yang diberikan adalah satu setengah jam, maka pihak presenter berbicara ke sana kemari tidak jelas. 

Menyampaikan hal-hal yang justru sifatnya common sense. Bahkan akhir-akhir ini mulai muncul istilah bumbu, untuk mendefinisikan kalimat-kalimat tidak berfaedah yang disematkan dalam jawaban atau presentasi hanya untuk memperpanjang isinya. Kami malah menganggap semakin panjang suatu karya tulis, maka semakin baik.

Lalu, apa hasil dari semua ini? Tentu saja lahirlah mahasiswa-mahasiswa yang terbiasa menyampaikan common sense, berbicara panjang lebar tanpa ide pokok, dan menulis berlembar-lembar kalimat tak bermakna.

Di saat dunia luar bergerak sangat cepat, menuntut para calon pemimpin yang bisa berbicara singkat dan bermakna, kami justru membiasakan diri berbicara panjang lebar tak berarah. Di waktu mereka membutuhkan penjelasan akar masalah suatu kasus, kami malah menggaruk-garuk pucuk gejala di ranting-rantingya. Di kala manajer meminta presentasi yang efektif, kami malah sibuk menambahkan konten-konten agar slide presentasi tampak ramai.

Sudah saatnya para mahasiswa diajari bagaimana menarik ide-ide besar. Menyampaikan proposal dengan singkat. Mempresentasikan case study dengan data valid tanpa common sense. Menulis jawaban pertanyaan tanpa bertele, langsung ke intinya. 

Sudah saatnya mahasiswa belajar bahwa kualitas jauh lebih bernilai daripada kuantitas. Berlatih mengekstrak dua paragraf informasi menjadi satu kalimat pokok. Melakukan lift pitching dalam satu menit untuk mengejar para calon investor untuk mendanai proyeknya. Sudah saatnya bagi para mahasiswa untuk belajar menempatkan diri di dunia yang sedang melesat secepat kilat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun