Pertanyaan ini kadang muncul secara implisit. Biasanya mengacu kepada nilai keunggulan ide, apa yang membedakannya dari ide solusi lain yang pernah dan sedang dijalankan, dan seberapa besar dampaknya pada perusahaan. Secara non-kontekstual, para pembeli ide akan melihat keyakinan Anda terhadap ide konsep yang ditawarkan dari cara Anda pitching, misalnya sorot mata Anda—apakah sayu ragu atau berbinar percaya diri dan membara.
Jadi untuk menjawab pertanyaan ini, Anda bisa melakukannya dengan metode non-verbal, lakukan pitching yang meyakinkan (seberapa jelek pun ide Anda), dan metode verbal tekstual—tampilkan data capaian dan manfaat solusi ide terhadap perusahaan. Jangan lupa tunjukkan bahwa ide Anda tiada duanya—syukur-syukur Anda bisa menunjukkan bahwa belum ada perusahaan lain yang menerapkan ide tersebut dan kalau pun ada, mereka adalah perusahaan-perusahaan di belahan dunia yang lain.
- Berapa keuntungan yang akan perusahaan peroleh dari per rupiah biaya yang dikeluarkan?
Ini adalah pertanyaan ultimate dari para pembeli ide. Keuntungan. Apalagi tujuan lain dari meminta ide melalui pitching jika tidak karena mencari tambahan keuntungan bagi perusahaan. Di sini Anda harus bisa memberikan perhitungan sistematis. Bentuknya bisa berupa ROI, IRR, maupun paybak period atau masa BEP (silahkan googling apabila kesulitan memahami istilah-istilah keuangan tersebut). Namun, biasanya mereka lebih ingin mendengar angka nominal riil keuntungan yang akan didapatkan jika membeli ide Anda dan rasionya dari tiap rupiah biaya yang Anda keluarkan.
Jawaban yang tepat dari pertanyaan ini, tidak lain dan tidak bukan adalah angka proyeksi keuntungan yang membuat mata mereka berbinar.
***
Inilah berbagai pertanyaan yang akan menjadi ‘mematikan’ jika Anda tidak siapkan sebelum melakukan pitching. Tidak menutup kemungkinan akan ada berbagai jenis pertanyaan lain yang bisa muncul setelah pitching. Untuk itu, selalu siapkan amunisi sebanyak mungkin untuk menjawab rentetan pertanyaan dari calon pembeli ide Anda.Â
Di sisi lain, untungnya, kerangka tersebut bisa Anda manfaatkan tidak hanya ketika melakukan pitching ide di depan real calon investor, tetapi juga ketika melakukan presentasi case study, marketing plan, atau business plan saat kompetisi. Atau saat mengerjakan tugas proyek di perkuliahan. Lebih dari itu, kerangka ini akan sangat bermanfaat ketika Anda berbicara kepada siapa pun yang memiliki masalah dan membutuhkan ide solusi Anda. Semoga Anda bisa melakukan pitching dengan efektif dan sukses.
Selamat berdagang ide!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H