Analisis Kebijakan
Analisis kebijakan membahas mengenai efek yang disebabkan melalui kebijakan yang dibuat. Analisis ini tidak memihak dan memberikan gambaran atau prediksi mengenai kebijakan yang akan dibuat, baik positif atau negatif. Tujuan analisis ini adalah sebagai bahan pertimbangan kepada pembuat kebijakan mengenai benar atau tidaknya sebuah keputusan melalui dampak yang diprediksi akan ditimbulkan.
Perumusan Kebijakan
Dalam Winarno (2008), perumusan kebijakan digunakan untuk memilih alternatif atau dalam hal ini disebut sebagai model pembuatan keputusan. Beberapa model tersebut di antaranya:
1. Model Sistem
Dalam model ini kebijakan publik merupakan hasil dari suatu sistem politik, di mana 'sistem' tersebut menunjukkan timbal balik antar elemen pembangun sistem politik yang memiliki kemampuan untuk menanggapi kekuatan yang berasal dari lingkungan. Dalam hal ini masukan diterima dalam bentuk tuntutan dan dukungan.
2. Model Rasional Komprehensif
Model ini merupakan model yang terdiri dari beberapa elemen yang menghasilkan sebuah keputusan rasional yang efektif dan dapat mencapai tujuan tertentu. Namun beberapa ahli menyuarakan beberapa kritik dan keberatan terhadap model ini. Walaupun begitu, model ini dalam beberapa hal dikatakan berhasil dalam meningkatkan efisiensi dan keefektifan dalam kegiatan pemerintah berbasis aplikasi.
3. Model Kepuasan
Model ini didasarkan pada aspek sosio-psikologis dan teori organisasi, di mana dalam pembuatannya terdapat upaya pencarian sampai ditemukan alternatif yang mampu memuaskan kondisi tertentu. Kelemahannya, substansi alternatif kepuasan untuk alternatif optimal dapat mengurangi kebutuhan inovasi, imajinasi, dan kreativitas.
4. Model Penambahan (Lahir melalui kritik dari Model Rasional Komprehensif)
Model ini digunakan untuk menutup kekurangan dalam Model Rasional Komprehensif dengan menghindari masalah yang ditemukan dalam model tersebut.