Mohon tunggu...
rkian
rkian Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

tugas b indonesia

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Skincare Overclaim: Fenomena yang Mengguncang Industri Kecantikan

16 Desember 2024   17:30 Diperbarui: 16 Desember 2024   17:37 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: AI Photo 


Jakarta, Desember 2024 – Fenomena skincare overclaim kembali mencuri perhatian publik setelah viralnya konten dari akun TikTok @dokterdetektif atau yang akrab disapa Doktif. Dengan ciri khas menggunakan topeng di area mata, dokter ini menjadi sorotan berkat keberaniannya membongkar berbagai produk skincare yang memiliki klaim berlebihan dan tidak sesuai kenyataan. Lewat konten edukasi yang informatif, ia membeberkan praktik manipulatif dari sebagian produsen kecantikan yang menjanjikan hasil instan, seperti kulit putih seketika atau penghapusan kerutan dalam waktu singkat.

Dalam salah satu unggahannya yang paling viral, Doktif membahas produk skincare yang diklaim mengandung niacinamide 5%. Namun, hasil uji laboratorium menunjukkan kandungannya hanya 1%. Fakta ini tidak hanya mengejutkan publik, tetapi juga memicu diskusi panjang terkait transparansi dan etika dalam industri kecantikan.

Klaim yang Menyesatkan: Akar Masalah Utama

Klaim bombastis sering digunakan sebagai strategi pemasaran untuk menarik perhatian konsumen. Frasa seperti “mencerahkan kulit dalam tiga hari”, “menghilangkan jerawat dalam semalam”, hingga “bebas kerutan dalam waktu singkat” terdengar menarik namun sering kali tidak memiliki dasar ilmiah.

Menurut Dr. Dicky, seorang epidemiolog dan pakar kesehatan kulit, perubahan kulit tidak bisa terjadi dalam waktu singkat hanya dengan penggunaan produk skincare. “Kulit memerlukan perawatan berkelanjutan yang didukung pola hidup sehat, nutrisi yang tepat, serta pemilihan produk yang sesuai kebutuhan kulit,” jelasnya.

Dampak Klaim Berlebihan

Dampak dari klaim berlebihan ini pun cukup serius. Konsumen sering kali tergiur untuk mencoba produk-produk tersebut tanpa memperhatikan kandungan sebenarnya. Padahal, produk dengan klaim instan berpotensi mengandung bahan aktif dalam konsentrasi tidak tepat, yang berisiko menyebabkan efek samping seperti:
1.Iritasi Kulit
Produk dengan bahan aktif yang terlalu keras dapat memicu iritasi, kemerahan, dan gatal pada kulit, terutama bagi mereka yang memiliki kulit sensitif.
2.Reaksi Alergi
Bahan kimia tertentu berisiko memicu reaksi alergi jika digunakan tanpa pengawasan atau dalam konsentrasi yang salah.
3.Kerusakan Lapisan Kulit
Klaim hasil instan sering kali menutupi penggunaan bahan-bahan yang berpotensi merusak lapisan pelindung kulit jika digunakan dalam jangka panjang.
4.Efek Psikologis
Ekspektasi yang tidak realistis akibat klaim produk dapat menimbulkan kekecewaan, merusak kepercayaan diri, dan memicu ketidakpuasan pada penampilan.

Meningkatnya Kesadaran Konsumen

Salah satu hal positif dari fenomena skincare overclaim adalah meningkatnya kesadaran konsumen untuk lebih kritis terhadap produk yang mereka gunakan. Generasi muda, khususnya, kini semakin sadar pentingnya membaca label kandungan produk dan memahami bahan aktif yang digunakan.

Sebuah survei terbaru dari lembaga riset pasar menunjukkan bahwa 65% konsumen di bawah usia 35 tahun kini rutin memeriksa ulasan online sebelum membeli produk skincare. Hal ini menunjukkan pergeseran perilaku konsumen dari hanya mengandalkan iklan menuju pendekatan berbasis informasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun