Saat kami mewawancarai Kepala Kantor Tata Usaha, beliau menjelaskan bahwa Kantor Imigrasi Yogyakarta memang telah memperoleh penghargan sebagai salahsatu dari tujuh kantor pemerintah di seluruh Indonesia yang dinyatakan bebas dari korupsi. Di depan gerbag kantor memang dipasang spanduk berbunyi “Layanan Kami: Tanpa suap, pungli, dan gratifikasi “.Jika masih terdapat praktik koruptif seperti pungli, pencaloan, atau lainnya, beliau meyakinkan bahwa hal itu hanya dilakukan oleh oknum dan tidak sistemik. Kantor juga terus melakukan pembenahan internal dalam rangka memberantas korupsi, dengan bentuk evaluasi bulanan dan penindakan kasus per sesie. Beliau tidak menjawab dengan pasti saat ditanyakan apakah masih ditemukan praktik korupsi di Kantor ataukah tidak, namun beliau tidak menafikan bahwa tidak mungkin Kantor bisa bersih 100% dari korupsi.
Kami berusaha mendapatkan informasi pembanding supaya mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif. Untuknya, kami juga melakukan wawancara sederhna dengn tiga pihak yaitu para pemohon paspor, tukang parkir, dan penjaga warung di sebelah Kantor. Dari beberapa pemohon yang kami tanyai, kami masih belum menemukan praktik korupsi; semuanya menjalankan proses pengurusan sesuai prosedur dan aturan resmi. Namun, dari tukang parkir kami mendapatkan informasi tentang jalur pencaloan yang bisa ditempuh.
Saat menemui Mas E, tukang parkir, kami menyamar sebagai mahasiswa yang ingin mengurus paspor guna melanjutkan belajar ke luar negeri. Berikut petikan taya jawab kami:
T (Tim) : “Permisi, Mas. Mau minta tolong, kalau mau mengurus paspor degan cepat, apakah ada yang bisa membantu?”
M (Mas) : “Masnya ini memang dari mana mau ke mana?”
T : “Kami mahasiswa, mau lanjut belajar ke luar negeri. Apakah bisa dibantu, Mas? Biar cepat dan engga ribet…”
M : “Oh, oke, bisa saja. Kumpulin saja dulu, Mas, berkas-berkasnya. Jadi, Mas beli dulu formulirnya di belakang, di tempat fotocopy, harganya Rp5.000,-. Terus, kalau dari Kampus, mesti ada surat rekomendasinya, penting itu. Nanti, kalau sudah lengkap semuanya, datangi saya saja, nanti saya sendiri yang akan bantu urus.”
T : “Oh, begitu, ya, Mas? Baiklah, kami sekarang mau tanya-tanya dulu. Nanti kira-kira berapa banyak biaya yang perlu kami persiapkan, tentunya ada tambahannya, kan, dari yang tertera resmi di dalam?”
M : “Iya ada dong, tapi itu nanti kita atur belakangan saja, yang penting berkas-berkasnya saja dulu, mana, ke sinikan.”
T : “Oke, lalu berapa lama kira-kira pengurusannya? Kalau resmi menurut panduan kan perlu 4 hari…”
M : “Itu juga nanti saja Mas diaturnya, kalau berkas-berkasnya sudah terkumpul… Sekarang Mas beli saja dulu formulirnya di belakang, lewat parkiran sini, di fotocopy. Begitu.”