"Tujuanku? Kak Ken, aku hanya mengatakan apa yang kulihat. Jika orang-orang mulai berbicara, itu bukan salahku."
Kenandra menggenggam tangan di sisinya, mencoba menahan amarahnya.
"Kau tahu itu tidak benar. Ariana tidak pernah melakukan apa pun yang pantas untuk digosipkan. Kau hanya mencoba menghancurkannya."
Liliana mendekat, wajahnya berubah serius.
"Kenapa kau begitu peduli padanya, Kak Ken? Kau tahu dia bukan siapa-siapa di keluarga ini. Dia hanya anak dari ibu tirimu. Kenapa kau selalu membelanya?"
Kenandra terdiam, tidak bisa menemukan jawaban yang tepat. Ia tahu bahwa hubungannya dengan Ariana telah melampaui batas-batas yang seharusnya, tetapi ia tidak akan mengakui hal itu, terutama di depan Liliana.
"Ini peringatan terakhir, Liliana," katanya akhirnya.
"Hentikan permainan kotormu, atau aku tidak akan diam saja."
Liliana tersenyum tipis, tetapi matanya bersinar dengan kebencian. "Kita lihat saja, Kak Ken. Kita lihat siapa yang menang pada akhirnya."
Ia berbalik dan berjalan pergi, meninggalkan Kenandra dengan pikiran yang semakin kacau. Ia tahu bahwa Liliana tidak akan berhenti begitu saja, dan ia harus menemukan cara untuk melindungi Ariana sebelum semuanya terlambat.
***