Hal ini pun memberikan dampak yang mengkhawatirkan jika dilakukan secara berlebihan dan tanpa kontrol. Gen Z juga memiliki kecenderungan mengikuti tren gaya hidup sesuai dengan standar sosial yang ada. Media sosial merupakan sarana dalam promosi gaya hidup yang tentunya dapat diakses oleh semua kalangan, misalnya nongkrong di kafe hits atau membeli barang-barang yang sedang viral. Ditambah lagi dengan adanya QRIS yang memberikan akses transaksi dengan lebih mudah untuk memenuhi hasrat tersebut. Sehingga, mereka sering kali melakukan transaksi dengan frekuensi yang tinggi tanpa sadar. Bahkan untuk keperluan yang kurang mendesak sekali pun.
Hal ini pun sering kali didapati dalam cuitan atau tweet di aplikasi jejaring sosial X. Di mana, Gen Z mengaku bahwa mereka aktif dalam menggunakan QRIS dan sering kali berujung pada perilaku konsumtif. Mereka juga mengeluhkan bahwa dengan adanya QRIS yang seharusnya memudahkan menjadi tombak bermata dua untuk keuangan. Dalam sebuah tweet oleh akun pribadi @cindetr menulis: “SERU SEKALI YA… PAKE QRIS… BAYAR INI ITU… JADI MUDAH… DAN SAT SET… DAN UANGKU… LANGSUNG HABIS” (7 Desember 2024). Tweet tersebut menuai respon persetujuan dari warganet yang mengalami pengalaman serupa.
Dari fenomena tersebut, jika tidak ditangani dengan tepat, maka dampak jangka panjang yang datang tidak dapat dipungkiri misalnya kesulitan menabung dan berujung mengajukan pinjol atau pinjaman online yang akan sangat merugikan ke depannya. Oleh karena itu, dibutuhkan kesadaran diri dengan melakukan literasi serta kontrol diri yang baik untuk memonitor pengeluaran sehingga adanya kemajuan teknologi dan informasi dapat digunakan secara maksimal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H