Sexual Abuse
Kekerasan ini melibatkan pemaksaan hubungan seksual pada anak, seperti pelecehan seksual, pemaksaan hubungan seksual untuk tujuan komersial, dan lain sebagainya.
Komersialisasi
Kekerasan jenis ini dilakukan dengan mengambil keuntungan komersial sepihak oleh orang tua. Contohnya seperti penelantaran, eksploitasi, prostitusi, serta perdagangan yang dilakukan pada anak.
Nah, berkaitan dengan komersialisasi anak, pada tahun 2013, International Labour Organisation (ILO) melaporkan bahwa ada sekitar 265 juta anak yang dipekerjakan di seluruh dunia. Pekerja anak lebih tersebar luas di negara-negara berpenghasilan rendah. Mirisnya, lebih dari separuh pekerja anak terlibat dalam pekerjaan berbahaya.Â
Data lainnya menunjukkan bahwa 1 dari 10 anak di Vietnam adalah pekerja anak. Nggak cuma itu, ternyata 62,5% pekerja anak di Turki mengalami kekerasan, loh, di tempat kerjanya, 21,8% berupa kekerasan fisik, 53,6% berupa kekerasan emosional, dan 25% berupa kekerasan seksual, 100% mengalami pengabaian fisik dan 28,7% mengalami pengabaian emosi.
Lalu, siapa saja, sih, yang bisa disebut sebagai anak jalanan? Silva mendeskripsikan karakteristik anak jalanan sebagai berikut:
(1) Anak yang bekerja di jalanan dan ditelantarkan atau kabur dari rumah,Â
(2) Anak yang menghabiskan banyak waktu untuk bekerja, danÂ
(3) Anak yang keluarganya tinggal di jalanan.Â
Penyebab munculnya anak jalanan ini juga beragam. Perintah untuk bekerja dari orang tua, terancam putus sekolah, perlakuan buruk dari orang tua, tuntutan ekonomi, dan eksploitasi adalah beberapa contohnya. Keadaan yang memaksa anak berada di jalanan menimbulkan berbagai risiko baik terhadap kesehatan fisik, mental, maupun keselamatan mereka secara umum.