Air mata menetes dari ujung mata Yura. Mila menatap air mata itu dengan datar.
“Jika kau memang mencintai idolamu, cukup lihat dia di tv saja, beli albumnya dan dengarkan saat kau sedang belajar. Uang jajanmu jangan kau habiskan untuk menguntit orang itu ke manapun dia pergi hanya ingin tahu dia pelihara hewan atau tidak. Menabunglah, kau bisa menonton konsernya setahun sekali, sisanya kau simpan.”
Mila bangkit berdiri. “Cari tahu mimpimu dari sekarang. Bekerja keraslah untuk mencapainya. Bahkan jika kau tahu hasil akhirnya akan mustahil, upayakan sampai akhir.”
Mila memakai ransel mungilnya di punggung. Kembali memandang Yura yang wajahnya kini tertunduk. “Karena orang seperti kau dan aku, tanpa mimpi dan kerja keras, akan mati.”
Yura membenamkan wajah di kedua tangannya.
“Orang seperti kita, tanpa mimpi dan kerja keras akan mati, Yura.”
Mila pergi meninggalkan Yura yang menangis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H