Mohon tunggu...
Rizka Khairunnisa
Rizka Khairunnisa Mohon Tunggu... -

Serial "POTONGAN" terbit setiap pekan. Bisa dibaca juga di http://rizukanisa.tumblr.com/

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Potongan #4 - Akan Mati

19 Juli 2016   08:51 Diperbarui: 19 Juli 2016   11:56 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mila mengambil handphone-nya yang tergeletak di pangkuan Yura dan memasukkannya ke dalam ransel mungil. “Mereka bisa melakukan apa saja yang mereka inginkan saat ini, karena memiliki jalan pintas untuk meraih apa yang ingin orang lain capai dengan mudah. Tapi jalan yang seperti itu tidak dimiliki oleh semua orang. Teman-temanmu di sekolah memilih jalan dengan belajar, mengikuti les tambahan, atau belajar keterampilan lain. Dan kau,” Mila memandang Yura tajam. “Harus mencari jalanmu sendiri.”

Yura diam saja. Mila berharap gadis itu sedang mencerna kata-kata yang barusan didengar.

“Apa mimpimu?” tanya Mila memecah kesunyian.

“Apa?” Yura balik bertanya bingung.

“Apa mimpimu?” ulang Mila. “What’s your dream?”

“Mmmm.” gumam Yura. Dia berpikir sangat lama seolah diberi pertanyaan yang lebih rumit dari matematika.

Mila menyandarkan punggungnya ke kursi, memandang  Yura tidak percaya. “Sudah malas, mimpipun tak punya. Mau jadi apa kau?” cibir Mila. “Bergantung pada kakakmu dan hanya menambah beban ayahmu yang bekerja di Amerika?”

“Tidak,” bantah Yura. Dia kembali menatap Mila dengan kesal. “Aku akan bertemu Ibu di surga.”

Mila kembali mendengus tertawa. “Apa yang sudah kau lakukan sampai kau yakin akan masuk surga?”

Ekspresi wajah Yura sontak berubah. Tidak menyangka orang yang baru ditemuinya berkata seperti itu.

“Kau tidak akan masuk surga kalau kau terus seperti ini. Aku bisa bayangkan, 5 atau 10 tahun lagi kau akan berakhir di rel kereta atau sungai di bawah jembatan. Tidak, tapi di tali yang menggantung karena saat itu,” Mila melirik wajah Yura yang berkaca-kaca. “Kau berpikir akan menjadi orang dengan nasib lebih baik di kehidupanmu selanjutnya.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun