Mohon tunggu...
Rizka Khairunnisa
Rizka Khairunnisa Mohon Tunggu... -

Serial "POTONGAN" terbit setiap pekan. Bisa dibaca juga di http://rizukanisa.tumblr.com/

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Potongan #3 - Gagal Lagi

15 Juli 2016   09:28 Diperbarui: 19 Juli 2016   08:51 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pak Burhan menyandarkan punggungnya ke kursi. “Tapi, kenapa kamu ingin ketemu Bapak Menlu? Kalau memang ada aspirasi yang disampaikan, bisa lewat saya tau Kedutaan.”

“Saya perlu bertemu secara personal dengan Bapak Menlu,” jawab Mila.

“Oh, kamu kenal beliau secara personal?” Pak Burhan tampak terkejut.

“Tidak,” Mila menggeleng. “Dulu waktu saya masih sekolah, beliau walikota tempat saya tinggal. Bapak tahu sendiri beliau kemudian menjadi gubernur dan lepas dari jabatan gubernur setelah dua periode menjadi menteri seperti sekarang. Kebetulan saat masih menjadi walikota, saya kenal dengan anaknya. Tapi saya kehilangan komunikasi dengannya sekitar tiga tahun belakangan, lewat teman-teman sekolah juga saya tidak bisa menemukan dia. Jadi saya ingin mencarinya melalui Bapak Menlu. Mustahil memang, tapi saya akan tetap mencoba,” tutur Mila panjang.

Pak Burhan mengangguk-angguk paham. “Bagaimana kuliahnya? Lancar?”

Mila tersenyum. “Lancar, Pak. Terima kasih banyak atas bantuannya. Karena jasa Bapak, saya jadi bisa sedikit beradaptasi di sini.”

Pak Burhan tertawa. “Itu memang tugas saya sebagai Atase Pendidikan. Tidak usah kuatir, kamu bukan yang pertama. Banyak mahasiswi yang seperti kamu. Untuk sekarang, baik-baiklah di kampus yang sekarang. Belajar yang rajin. Kalau prestasimu di sini bagus, siapa tahu dapat beasiswa untuk melanjutkan S3 di top fifty.”

“Siap, Pak.” Mila mengangguk hormat. 

Pak Burhan beranjak berdiri. “Sebelumnya maaf, Atase Ekonomi sedang ada masalah, saya harus membantunya. Jadi saya pergi dulu.”

Mila ikut bangkit dan mengatupkan tanggannya tanda minta maaf. “Terima kasih banyak, Pak. Maaf kalau saya merepotkan.”

“Ah, sudah. Tidak apa-apa.” Pak Burhan menepiskan tangannya. “Saya pergi dulu, ya.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun