“Saya sudah membelikan kue waffle kesukaan Anda tadi malam, karena saya tahu Anda tidak bisa makan apapun selain waffle jika berada dalam pesawat. Sudah saya hangatkan di microwave tadi pagi, jadi saya pastikan Anda bisa menikmatinya di perjalanan.”
Pintu lift terbuka. Mila berjalan cepat sambil mengeluarkan isi ranselnya.
“Ah, begitu. Sebenarnya kau tidak usah repot-repot.”
“Tidak apa-apa, Prof. Saya senang membantu kelancaran riset Anda walau hanya hal-hal yang kecil. Ngomong-ngomong, saya sudah di depan ruangan Anda. Bolehkah saya masuk?”
Tidak ada jawaban. Telepon diputus.
“Masuk,” suara dari dalam ruangan.
Mila mendorong pintu di depannya. Dia sudah siap mengangsurkan map berisi data presentasi ketika dia melihat pemandangan yang tak terduga. Profesor tidak sendirian.
“Kemarikan,” ujar Profesor.
Mila meletakkan map di meja sambil menatap empat makhluk yang berdiri di depan meja Profesor. “Ini waffle-nya, Prof.” Mila menaruh kotak makanan yang masih hangat.
“Terima kasih,” ujar Profesor singkat sambil melihat-lihat hasil pekerjaan Mila.
Si Merah, yang berdiri paling dekat dengan Mila menatap kotak makanan itu tanpa berkedip. Tangannya hendak meraih kotak makanan itu ketika..