Kalau Imigrasi di Amerika dan Australia berusaha memasukkan sebanyak mungkin orang asing untuk kebutuhan negaranya, maka Indonesia akan membatasi hingga sesedikit mungkin, hanya mereka yang dibutuhkan oleh negara saja”.
Lalu bagaimana bila yang terjadi berkebalikan? Yaitu apabila Indonesia tetap menjadi negara migran hingga saat ini, apa dampak yang akan berpengaruh terhadap negara Indonesia? Sebagaimana dikatakan oleh Sekretaris Jenderal PBB António Guterres bahwa migrasi internasional merupakan suatu fenomena global yang positif yang mendorong pertumbuhan economy dan mengurangi kesenjangan social. Lantas apa yang akan terjadi bila Indonesia merupakan negara migran?
Tentunya, jika Indonesia tetap membuka seluas-luasnya kesempatan bagi orang asing untuk tinggal dan menetap di wilayah Indonesia, maka akan terjadi beberapa perubahan di bidang ilmu pengetahuan, politik, ekonomi, social, budaya, pertahanan dan keamanan bangsa. Tentunya fenomena Indonesia sebagai negara migran akan menimbulkan kemajuan di berbagai bidang kehidupan di Indonesia, namun hal tersebut juga dibarengi dengan beberapa dampak negative.
Berkaca dari Amerika Serikat yang merupakan negara migran dengan dominasi populasi yang berasal dari foreign born, Amerika Serikat terbukti menjadi negara yang sukses memanfaatkan fenomena migrasi internasional, beberapa fakta yang diberikan oleh brookings.edu bahwasannya fenomena migrasi internasional berdampak terhadap perkembangan sains dan bisnis ekonomi dalam lingkup high tech and bio tech, faktanya berupa;
- Produktivitas para imigran mendorong kenaikan Gross Domestic Product/GDP sekitar 37 milyar dollar per tahun
- Lebih dari seperempat bisnis teknologi dan teknik pada rentang tagun 1995-2005 ditemukan oleh mereka yang merupakan foreign born
- Silicon Valley, lebih dari setengah perusahaan start-up ditemukan oleh mereka yang merupakan foreign born
- Pada tahun 2005, perusahaan yang diprakarsai oleh para imigran menghasilkan penjualan sebesar 52 milyar dollar dan mempekerjakan 450.000 pekerja
- Hampir seperempat paten internasional merupakan hasil kerja dari individu foreignborn
- Para ahli ekonomi mengkalkulasikan kenaikan upah pekerja sebesar 90% kepada orang asli/native-born Amerika Serikat
Hal di muka merupakan beberapa kelebihan yang mungkin akan didapatkan Indonesia apabila Indonesia tetap menjadi negara migran, Indonesia akan mendapatkan angin segar dari adanya fenomena brain gain yang akan memberikan dampak signifikan terhadap perkembangan pendidikan, ekonomi hingga social masyarakat.
Sebagai contoh Malaysia yang pernah mendapatkan keuntungan dari impor tenaga pendidik pada rentang tahun 1970-an dan terbukti sekarang beberapa universitas di Malaysia malah lebih baik kualitasnya daripada Indonesia berdasarkan ranking yang diterbitkan oleh QS WUR. Akan terjadi peningkatan kualitas warga Indonesia ke arah yang lebih baik di berbagai sendi kehidupan dan tentunya Indonesia akan menjadi salah satu negara maju di dunia, mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan dengan kualitas sumber daya alam dan manusia yang berlimpah.
Namun perlu digaris bawahi sebelum Indonesia menjadi negara migran, pemerintah harus memberikan peningkatan kualitas warga asli dari segi pendidikan, agar nantinya mereka bisa bersaing dengan para pendatang yang ada, dengan begitu akan terjadi kecenderungan positif dalam bursa pasar pekerja yang terjadi antara para pendatang dan pribumi.
Selain memiliki dampak positif menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara migran di dunia juga memiliki beberpa dampak buruk yang akan menggangu kestabilan di berbagai lini kehidupan. Sebagaimana dijelaskan dalam buku “Immigration and Multiculturalism” yang menjelaskan beberapa dampak negative yang ditimbulkan dari adanya pergerakan bebas para migran di sekitar Wilayah Amerika dan Inggris beberapa dampak berupa;
- Memudarnya identitas nasional akibat asimilasi budaya yang terjadi
- Kesenjangan social antara pendatang dan warga asli akibat dari keengganan para pendatang untuk berbaur dengan warga asing sehingga menimbulkan gap gap sosial
- Culture shock akibat dari perbedaan budaya, Bahasa, adat dan kebiasaan antara para pendatang dan warga lokal
- Kecemburuan social akibat kurang dapatnya warga local bersaing dengan pendatang
Beberapa dampak buruk yang mengikuti sebagaimana telah disebutkan di atas dapat terjadi apabila Indonesia terbuka dan menjadi negara migran, sudah bukan rahasia umum lagi apabila Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya dan Bahasa, sebagaimana dikemukakan oleh Bapak Presiden Jokowi bahwasannya Indonesia memiliki 714 Suku dan 1.001 bahasa tentu menjadikannya sebagai ciri khas yang melekat bagi Indonesia, bahkan UNESCO pun menyebut Indonesia merupakan “adidaya di bidang kebudayaan”.
Berkaca dari pengalaman Amerika Serikat yang dimuat dalam buku “Immigration and Multiculturalism”, fenomena migrasi yang tak terkontrol menyebabkan Amerika Serikat kehilangan identitas budaya nasional akibatnya Amerika tidak memiliki ciri khas, banyak terjadi para imigran enggan untuk melakukan asimilasi budaya sehingga mereka tetap mempertahankan budaya yang mereka bawa dari negara asal, seperti adanya china town dan bahkan komunitaskomunitas asing lainnya yang dibentuk oleh beberapa imigran seperti imigran dari Italia, Jerman, maupun irlandia.
Beberapa gejolak social yang terjadi adalah kurang dapat bersaingnya warga local dengan para pendatang dalam bursa pasar kerja hal ini tentu mendorong terjadinya gejolak social dan politik yang akan terjadi, berkaca dari Amerika yang pernah mengalami hal tersebut pada rentang tahun 1800-an, banyak para native born terpaksa kehilangan pekerjaan mereka karena pekerja migran asing yang lebih kompeten dan murah, banyak dari mereka yang memiliki hak-hak yang setara dengan para native born seperti duduk di kursi politik dan lain sebagainya, hal ini memicu pergolakan social dari para warga asli dan menuntut mereka untuk mengadakan tuntutan berupa gerakan social politik dengan judul “the know nothing” memberikan gmbaran bahwa para pendatang tidak mengetahui sejarah bangsa sehingga mereka tidak cocok diberi hak-hak yang sama dengan para warga asli/native-born.