Mohon tunggu...
Rizqi Putra
Rizqi Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Mahasiswa Semester 5 di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengapa Temuan Empiris Sama Pentingnya dengan Kontribusi Teoritis?

4 September 2024   11:26 Diperbarui: 4 September 2024   11:32 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kontribusi Teoritis dan Penelitian Empiris. Sumber (freepik.com)


Mengapa Temuan Empiris Sama Pentingnya dengan Kontribusi Teoritis?

Dalam lanskap akademik yang dinamis, kontribusi teoritis sering dianggap sebagai elemen yang esensial dalam penelitian ilmiah, terutama dalam bidang sistem informasi. Artikel "On Crafting Effective Theoretical Contributions for Empirical Papers in Economics of Information Systems: Some Editorial Reflections" karya Anandasivam Gopal, Pei-yu Chen, Wonseok Oh, Sean Xin Xu, dan Suprateek Sarker, yang dipublikasikan pada Agustus 2024, menghadirkan refleksi kritis terhadap pentingnya kontribusi teoritis dalam penelitian empiris di sub-bidang ekonomi sistem informasi (Econ-IS).

Dalam artikel ini, para penulis menggaris bawahi ketegangan yang sering muncul antara kebutuhan akan kontribusi teoritis dan keinginan untuk menghasilkan temuan empiris yang relevan dan berdampak. Fenomena ini bukanlah hal baru; beberapa penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa sekitar 70% makalah yang ditolak oleh jurnal-jurnal top dalam bidang sistem informasi disebabkan oleh kontribusi teoritis yang dianggap tidak memadai. Namun, tuntutan yang semakin tinggi dari reviewer dan editor terhadap kontribusi teoritis ini sering kali menjadi batu sandungan bagi peneliti, terutama mereka yang bergerak di bidang yang bersifat empiris. Gopal et al. (2024) menekankan bahwa meskipun kontribusi teoritis penting, penekanan yang berlebihan dapat menghambat inovasi dan fleksibilitas dalam penelitian.

Sebagai salah satu bidang yang terus berkembang, Econ-IS menarik banyak peneliti yang berupaya menjembatani teori dan praktek. Namun, ketidakpastian tentang apa yang dianggap sebagai kontribusi teoritis yang "memadai" sering kali menimbulkan frustrasi, baik bagi peneliti pemula maupun yang berpengalaman. Hal ini memunculkan pertanyaan mendasar: Apakah setiap penelitian empiris harus memiliki kontribusi teoritis yang kuat agar dapat diterima di jurnal-jurnal terkemuka? Ataukah ada ruang untuk penelitian yang lebih berfokus pada temuan empiris yang berdampak, meskipun dengan kontribusi teoritis yang minimal? Artikel ini menawarkan refleksi dan panduan yang bernilai bagi penulis yang ingin memahami dinamika ini dengan lebih baik.

***

Artikel yang ditulis oleh Gopal et al. (2024) ini menyajikan analisis mendalam tentang berbagai jenis kontribusi teoritis yang dapat diterima dalam penelitian empiris, terutama dalam bidang Econ-IS. Berdasarkan pengalaman mereka sebagai editor di jurnal Information Systems Research (ISR), para penulis mengidentifikasi bahwa sekitar 30% dari artikel yang berhasil dipublikasikan di ISR memenuhi standar kontribusi teoritis yang ketat. Mereka menguraikan taksonomi kontribusi teoritis yang mencakup validasi, augmentasi, ekspansi, dan sintesis teori, yang masing-masing memiliki peran penting dalam memperkaya literatur ilmiah.

Validasi, misalnya, berfokus pada pengujian teori yang ada dalam konteks baru atau dengan data baru. Artikel dengan pendekatan ini mungkin tidak memperkenalkan teori baru, tetapi mereka memperkuat atau memperluas pemahaman kita tentang teori yang ada. Augmentasi, di sisi lain, melibatkan penambahan variabel moderasi atau mediasi untuk memperdalam pemahaman tentang hubungan teoritis yang ada. Ini memungkinkan penelitian untuk mengidentifikasi kondisi di mana teori berlaku atau tidak berlaku, yang penting untuk aplikasi praktis.

Pendekatan ekspansi membawa perspektif baru ke dalam penelitian dengan memperkenalkan teori-teori alternatif untuk menjelaskan fenomena yang sama. Misalnya, penelitian tentang dampak media sosial pada keputusan pembelian konsumen dapat diperluas dengan menggunakan lensa teori self-presentation selain teori aktivitas rutin yang lebih konvensional. Sintesis, sebagai pendekatan terakhir, mengintegrasikan beberapa teori untuk menciptakan pandangan yang lebih holistik tentang fenomena yang kompleks. Gopal et al. (2024) mencatat bahwa hanya sekitar 10% dari makalah yang diserahkan ke ISR yang berhasil melakukan sintesis teori dengan cara yang memadai.

Angka-angka ini mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh peneliti dalam menghasilkan kontribusi teoritis yang dianggap cukup inovatif oleh komunitas akademik. Sekitar 40% artikel yang diserahkan ke ISR ditolak karena kontribusi teoritis mereka dianggap terlalu dangkal atau tidak cukup relevan untuk konteks IS. Selain itu, para penulis mengingatkan bahwa kontribusi teoritis yang berlebihan dapat menjadi penghalang bagi temuan empiris yang relevan dan berdampak, terutama dalam era di mana data besar dan analisis empiris semakin penting dalam pengambilan keputusan.

Artikel ini juga mengusulkan bahwa meskipun penting, kontribusi teoritis tidak selalu harus menjadi fokus utama dalam setiap penelitian. Dalam beberapa kasus, temuan empiris yang kuat dengan dampak praktis yang signifikan dapat menjadi kontribusi utama, asalkan penelitian tersebut berhasil memenuhi standar metodologis yang ketat dan memberikan wawasan baru yang berharga bagi praktik industri. Para penulis mendorong komunitas IS untuk lebih fleksibel dalam mengevaluasi kontribusi teoritis, terutama dalam konteks penelitian yang berfokus pada aplikasi praktis.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun