Mohon tunggu...
Rizqi Fathurrohman
Rizqi Fathurrohman Mohon Tunggu... Freelancer - Belajar dan Bermain

Belajar dari melihat, mempelajari, dan mencoba. Diri yang memiliki motto hidup "Muda berkarya, tua berjaya, mati masuk surga". Mari berbagi dan berdiskusi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengemas Latihan Motorik Kasar Anak dalam Alat Permainan Edukatif

7 Oktober 2021   03:05 Diperbarui: 7 Oktober 2021   03:09 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Spikeball on Unsplash   

Perkembangan motorik kasar akan muncul lebih dulu daripada motorik halus. Hal tersebut karena penggunaan motorik halus seperti memegang benda-benda kecil, masih belum dapat dikontrol dengan baik oleh anak

Alat Permainan Anak (APE) yang menstimulasi perkembangan di bidang aspek fisik motorik kasar memberikan manfaat positif kepada anak. 

Bentuk kegiatan dari aktivitas motorik kasar berupa aktivitas melatih kekuatan, kelenturan, kelincahan, dan kesimbangan kaki. Lalu mengasah koordinasi antara anggota tubuh bagian tangan, kaki, dan mata.

Kegiatan yang dapat dilakukan untuk melatih kelincahan dan kelenturan pada anak usia dini adalah dengan melakukan kegiatan gerak mengikuti irama, bermain holahop, melompat-lompat, dll. Selanjutnya, kegiatan yang dapat melatih keseimbangan dengan menggunakan APE adalah dengan melakukan kegiatan bermain perosotan, jungkat-jungkit, papan titian, ayunan, dan lain-lain. 

Lalu, kegiatan fisik motorik yang memiliki permainan fisik dengan peraturan contohnya seperti; bermain bola, lempar bola, mengayunkan bola ke arah gawang.

Berdasarkan kegiatan yang dilakukan diatas, maka Alat Permainan Edukatif ini dikategorikan menjadi dua berdasarkan letak penempatannya. Pertama, APE yang berada diluar ruangan (Outdoor). Kedua APE yang letaknya berada di dalam ruangan (Indoor).

Kegiatan yang dikategorikan sebagai permainan outdoor memiliki kegiatan yang dapat dilakukan secara bebas. Maksudnya adalah permainan ini dapat dilakukan secara bebas oleh anak dalam memilih segala permainan yang ia inginkan tanpa dibantu/ dibimbing dalam proses bermainnya. 

Beberapa contoh kegiatan permaina yang dilakukan di dalam ruangan: bermain tepuk tangan, puzzle, bermain balok, bermain musik, bermain peran, dsb.

Kegiatan yang dikategorikan sebagai permainan indoor, memiliki kegiatan yang dilakukan di luar ruangan/ kelas, biasanya kegiatan bermain ini dilakukan di lapangan, taman bermain, tempat olahraga, maupun tempat-tempat yang dapat dijadikan lahan bermain. 

Kegiatan yang dapat dilakukan di luar ruangan/ kelas antara lain: permainan yang mencakup gerakan fisik (Lompat tali, bermain petak umpet, cing jongkok), bermain mencari benda, melakukan penjelajahan, permainan pasir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun