Oke kita mulai dari motivasi anak didik atau siswanya terlebih dahulu.Â
Motivasi seorang anak didasari oleh dua sumber motivasi. Pertama, sebuah motivasi/ dukungan semangat yang berasal dari orang lain (ekstrinsik), yang dapat berasal dari teman, guru, orang tua, atau orang tidak dikenal sekalipun. Kedua, motivasi yang berasal dari dalam diri anak tersebut (intrinsik).
Motivasi ekstrinsik yang berasal dari orang lain bisa berupa sebuah penghargaan kepada seorang anak apabila telah mencapai/ menyelesaikan sebuah pencapaian. Namun, hal ini menjadi sebuah kekurangan dari motivasi ekstrinsik ini, karena apa yang memotivasi anak yaitu berasal dari orang lain. besar kemungkinan, motivasi ini akan hilang begitu berjalannya waktu. Berbeda dengan motivasi yang asalnya dari kemauan atau dorongan anak itu sendiri.
Motivasi intrinsik/ sebuah dorongan perilaku yang dilakukan oleh anak untuk mengerjakan sesuatu menjadi sebuah goals yang bisa anak dapatkan dengan sebuah pencapaian yang memuaskan hati.
Proses untuk mendapatkan motivasi diri, tentunya juga pasti ada peran mindset dari pengaruh orang lain. pengaruh yang bisa diberikan oleh seorang guru atau pendidik yaitu dengan menstimulasi motivasi dirinya itu, dengan berani mengambil sebuah tanggungjawab. Tanggungjawab yang diberikan kepada anak, dapat membuat anak menjadi terpacu untuk mengerjakan sesuatu yang menjadi goal/ keinginan anak tersebut.
Now, kita bakal bahas motivasi gurunya
Yap! Kenapa sih gurunya penting untuk memiliki motivasi?
apa benar gurunya udah punya motivasi yang mantap dibandingkan dengan anak didiknya? Seorang guru udah bisa belum menerima sebuah pertanyaan tentang motivasi? Atau bahkan sebuah kritikan tentang motivasi apa yang dipegang oleh seorang guru? Kalau belum, coba mantapkan dulu pak, bu.
Berdasarkan Penelitian dibidang neuroscience menyatakan bahwa, emosi itu sifatnya menular. So, emosi yang kita ekspresikan ke orang lain, juga dapat memberikan feedback yang sama. Contohnya saja, secara tidak sadar bagi orang yang tulus "melemparkan" senyuman kepada orang lain, maka orang lain pun akan memberikan respon yang serupa.
Maka dari itu, sebagai "educator" sangat penting menunjukkan sebuah emosi yang jujur dalam mengekpresikan emosi tersebut. Jika anda menunjukkan sebuah kata persuasi yang mengajak untuk semangat, maka hal yang anda perlu lakukan adalah mengekspresikan bentuk semangat itu kedalam mimik dan gesture yang berkaitan dengan emosi tersebut.
Pengetahuan dasar tentang pendidikan neuroscience dalam pendidikan adalah: