Mohon tunggu...
Rizqi Fathurrohman
Rizqi Fathurrohman Mohon Tunggu... Freelancer - Belajar dan Bermain

Belajar dari melihat, mempelajari, dan mencoba. Diri yang memiliki motto hidup "Muda berkarya, tua berjaya, mati masuk surga". Mari berbagi dan berdiskusi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Deep Talk, Proses Membangun Akal dan Kenyamanan Anak terhadap Orangtua

20 Februari 2021   23:46 Diperbarui: 20 Februari 2021   23:56 1349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Gabe Pierce on Unsplash 

Tulisan ini dapat menjadi referensi bacaan bagi calon orang tua, atau mungkin bagi orang tua yang sudah memiliki anak. Seperti Fiersa Besari yang dulu bergelar "Om", dan sekarang sudah berganti gelar menjadi "Pak". Saya ucapkan selamat kepada Pak Fiersa Besari dan istri yang telah melahirkan anak bernama "Kinasih Menyusuri Bumi", Semoga Kinasih dapat hormat dan membanggakan orang tuanya kelak.

Tidak dipungkiri keadaan pembatasan sosial berskala mikro di Kota Bogor menjadikan orangtua saya, yang memiliki anak 5 tambah tidak memiliki waktu senggang bersama keluarga. Adik saya nomor empat dan lima merupakan seorang kakak beradik kembar yang berbeda iras dan kelamin, sekarang mereka duduk di kelas 2 SD, disalahsatu sekolah di dekat Stadion Pakansari.

Bapak bekerja berangkat sangat pagi, dan pulang larut malam. Ibu bekerja di luarkota jauh di Kota Pahlawan sana, hanya pulang berkunjung 1 minggu tiap bulannya. Hal yang patut di syukuri sekaligus challenge saya dalam menerapkan ilmu kuliah saya, yang bergerak di bidang pendidikan anak.

Deep Talk merupakan sebuah percakapan yang mendalam terhadap sebuah percakapan. Percakapan yang mendalam kepada anak, khususnya anak yang belum memasuki usia remaja, menjadi penting dalam mengembangkan akal anak. Selain itu, Deep Talk dapat memberikan sebuah kenyamanan bagi anak untuk berbagi pengalamannya selama satu hari itu, masalah yang ia hadapi, dan keinginan-keinginan yang ia capai.

Dalam pengkategorian Deep Talk sendiri, Deep Talk bisa dikategorikan berdasarkan topik pembahasannya, bisa pembicaraan itu mengandung topik yang ringan untuk dibicarakan maupun pembicaraan yang memiliki topik-topik memang pembicaraannya benar-benar deep (dalam).

Durasi yang membuat anak nyaman yaitu 15-20 menit bagi anak yang memiliki usia yang masih dini (TK). Atau 25-40 menit bagi anak yang sudah menginjak bangku SD. Hal tersebut dapat disesuaikan dengan kondisi dan faktor-faktor lainnya.

Pembicaraan Deep Talk dapat mengandung pesan-pesan yang dapat diterima dengan baik oleh anak, berdialog Deep Talk memiliki ciri yaitu pembicaraannya langsung kepada inti persoalan. Pembicaraan yang diusung memiliki penjelasan yang realistis serta menggunakan yang mudah dipahami oleh anak. Penjelasan yang bertele-tele atau terlalu panjang, dapat membuat anak menjadi bosan.

Dalam setiap permulaan percakapan, orang tua dapat memberikan sentuhan kata-kata sanjungan sebagai bentuk kasih sayang kepada anak. Seperti "Anakku yang pintar..", "Anakku yang ganteng..", "Anakku yang saleh/ah..", dsb.

Selain Deep Talk, ada juga loh cara -- cara lain yang bisa mempengaruhi akal anak. Mau tau ga? Hehhe

Berdasarkan buku Prophetic Parenting: Cara Nabi Mendidik Anak, ada beberapa kegiatan yang bisa menjadi cara untuk mendidik anak sekaligus mempengaruhi akal anak. Berikut caranya:

  • Menceritakan kisah --kisah

Kegiatan yang paling banyak disukai anak ini menjadi sebuah peranan penting dalam membangun pola pikir dan menarik perhatian anak. Kisah -- kisah yang nyata tentang para nabi, orang -- orang saleh, pahlawan, yang dapat memberikan bibit kepercayaan terhadap sesuatu yang baik serta memberikan contoh teladan yang patut dicontoh dalam berkomitmen dan rela berkorban.

  • Tanya-Jawab

Kehadiran orang tua dalam kegiatan Tanya-Jawab ini menjadi penting. Sebab, dalam Tanya-jawab anak dan orang tua dituntut untuk kritis. Pertanyaan yang belum anak ketahui sebelumnya, menjadi sebuah pemahaman yang berguna dan menjadi memori informasi yang krusial. Oleh karena itu, pastikan informasi yang disampaikan berupa fakta dan konsep yang jelas.

Jika orang tua tidak dapat menjawab, orang tua bisa berkata "coba nanti papah/ mamah cari tahu dulu ya.." agar segala pertanyaan yang dilontarkan oleh anak dapat dijawab dengan baik

  • Berbicara sesuai kadar akal anak

Sama seperti halnya makhluk hidup yang lain, anak memiliki keterbatasan yang tidak mampu untuk dilampauinya. Pemahaman akal serta pemikirannya masih perlu waktu dalam berkembang. Pengetahuan orang tua terhadap proses perkembangan akal anak (yang telah terdapat teori perkembangan) dapat menjadi jawaban terhadap poin ini, yaitu berbicara sesuai kadar akal anak. Pengetahuan tentang proses perkembangan anak, membantu orang tua dalam menentukan waktu untuk berbicara dengan anak, dan kalimat-kalimat apa yang perlu digunakan untuk memahami pola piki yang dimiliki oleh anak.

  • Melatih anak dengan beraktivitas

Beraktivitas merupakan kegiatan yang menggunakan seluruh panca indera. Anak akan menggugah kesadarannya dengan anak mulai tumbuh dan menyibukkan diri dengan melatih inderanya untuk melakukan sebuah pekerjaan. Dengan pekerjaan itulah sebuah akal akan menyimpan informasi setahap demi setahap

  • Mengarahkan anak untuk meneladani rasulullah

Dalam hadis Rasulullah yang diriwayatkan oleh Ath-thabrani dan Ibnu An-Najjar dari Ali R.A, Rasulullah bersabda: "Ajarkanlah kepada anak-anak kalian tiga perkara: cinta kepada Nabi kalian, Cinta kepada keluarga beliau, dan membaca Alquran"

Keteladanan yang dimiliki rasulullah membuat anak memiliki pemikiran terbuka dalam mempelajari kepimimpinan hidup yang di ridhoi oleh Allah Swt.

terima kasih telah membaca, jangan lupa tinggalkan komen untuk mendukung penulis untuk lebih semangat.

salam,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun