Mohon tunggu...
Rizqi Amalia
Rizqi Amalia Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara

Mahasiswi UNISNU Jepara

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Misteri Hoaks di Mata Netizen Indonesia

1 Juli 2019   08:22 Diperbarui: 1 Juli 2019   08:47 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Faktor terjadinya konten hoaks pada dasarnya hanya karena hal-hal sepele misalnya hanya sebagai humor demi kesenangan belaka, hanya untuk mencari sensasi di internet dan media sosial, hanya untuk ikut-ikutan agar terlihat lebih seru dan juga untuk niatan mengadu domba antara dua pihak atau lebih. Akan tetapi selain karena untuk menyebarkannya demi mendapatkan lebih banyak uang dengan bekerjasama dengan oknum tetentu.

Untuk mengatasi maraknya bermunculan berita hoaks di media sosial diantaranya dengan meningkatkan literasi media sosial, membatasi penggunaan media sosial, mengecek situs terpercaya, dan pemblokiran situs hoaks sendiri. 

Dari pemerintah sendiri telah membentuk Badan Siber Nasional yang merupakan lembaga baru bentukan pemerintah yang bertugas melacak sumber kabar hoaks dan melindungi situs pemerintah dari serangan hacker atau peretas.

Istilah yang banyak bermunculan sekarang ini yang berkaitan dengan ulah netizen di dunia maya yaitu maha benar netizen dengan segala komentarnya itu selayaknya dihempas jauh dari dari mata para pengguna media sosial karena tidak semua komentar serta postingan yang ditulis netizen itu benar, akan tetapi lebih banyak yang hanya mengarang serta hanya untuk sensasi saja.

Oleh sebab itu remaja sebagai netizen aktif media sosial  harus pandai-pandai mengguanakan kepintaran gadget yang mereka miliki, seharusnya mereka bisa memilih mana postingan yang baik dan mana postingan yang buruk sehingga peran orang tua sangat diperlukan saat itu untuk membimbing , mengarahkan serta mengawasi mereka ketika bermain gadget dan sering-sering berbicara interaktif dengan mereka agar mereka lebih terbuka kepada para orang tua.

Penulis : Rizqi Amalia (Mahasiswi Prodi Pendidikan Agama Islam UNISNU Jepara)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun