Dengan banyaknya rakyat Indonesia ditambah pertumbuhan yang terus meningkat menyebabkan menurunnya lahan produktif yang dialihfungsikan sebagai bangunan tempat tinggal. Hal tersebut berpengaruh pada semakin sempitnya daerah penyerapan air, maka menyebabkan persediaan air tanah menjadi berkurang padahal air merupakan kebutuhan utama yang sangat penting.Â
Akibat dari sempitnya daerah penyerapan air jika dimusim penghujan di kota besar bisa menimbulkan banjir, sedangkan saat musim kemarau akan menyebabkan kekeringan. Kalau kita berpegang teguh pada Pancasila sebagai makhluk beragama yang terpilih menjadi pemimpin di muka bumi, sudah pasti sikap kita memelihara lingkungan bisa dilakukan dengan menjaga keseimbangan ekosistem yang ada.Â
Kemudian juga sebagai manusia yang beradab harusnya tahu diri dalam berperilaku pada lingkungan, misalnya untuk tidak membuang sampah pada sungai supaya tidak tercemar yang menjaga kebersihannya sehingga manusia yang hidup di hulur maupun hilir sungai sama-sama memperoleh air yang layak dikonsumsi yang berarti ada aspek keadilan. Perlu ditekankan bahwa Pancasila merupakan nilai-nilai luhur yang memiliki cita-cita luar biasa, hanya saja terkendala praktik yang masih kurang dari yang diharapkan.
Lalu bagaimana penyelesaiannya? Tentu bisa dimulai dari diri sendiri atau lewat institusi pendidian seperti sekolah atau perguruan tinggi. Dewasa ini sering mendengar adanya kasus bullying senior kepada junior pada masa ospek online, tentu bukanlah hal yang baik untuk terus dibudayakan.Â
Dengan melihat situasi yang ada, bisa saja ospek ini dilakukan dengan meminta peserta kegiatan melakukan hal dasar yang memberi pengaruh besar jika dilakukan oleh semua orang seperti menanam dan merawat satu pohon sebagai bentuk warisan bakti pada lahan terbuka untuk menjaga ketersediaan air tanah tersebut. Selain itu dengan menanam pohon dapat memperoleh manfaat lain berupa ketersediaan oksigen yang melimpah. Itulah merupakan wujud kecil penjiwaan nilai Pancasila pada lingkungan.
Catatan kaki :
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H