Krisis Rusia-Ukraina merupakan konflik militer yang berlangsung serta krisis internasional antara rusia dengan ukraina. Konfilk yang terjadi anatara Rusia-Ukraina ini dilatarbelakangi dengan penggulingan presiden Ukraina pada tahun 2014 yaitu Moskow Viktor Yanukovych.Â
Karena kekuasannya menimbulkan protes masal dari masyarakat. Kemudian juga, dibawah tekanan Rusia Presiden ini menolak menandatangani perjanjian Asosiasi antara Ukraina dengan Uni Eropa. Karena Presiden Ukraina menolak Uni Eropa hal itu membuat kemarahan masyarakat di Kiev, sehingga ia diturunkan dari jabatannya.
Kemudian Presiden Rusia memerintahkan militer Rusia untuk mengambil alih Krimea, Ukraina Selatan. Intervensi wilayah tersebut terjadi dikarenakan didasari dengan alasan melindungi warga Rusia yang tinggal dikawasan tersebut. Tindakan yang dilakukan oleh Rusia ini, dianggap sebagai separatisme. Hal itu diindikasikan sebagai separatisme dikarenakan tindakan tersebut dilakukan tanpa sepengetahuan dari pemerintahan Ukraina.
Tindakan yang dilakukan oleh Rusia telah melanggar kedaulatan negara Ukraina. Dan hal tersebut dianggap serius karena menjadi ancaman serius bagi keutuhan wilayah dan perdamaian Ukraina. Tindakan yang telah dilakukan oleh Rusia tersebut mendapat kecaman dari berbagai dunia.
Krisis Rusia-Ukraina telah menyebabkan berbagai kerugian, salah staunya ialah pada sektor perekonomian global. Terjadinya Krisis Rusia-Ukraina ini menyebabkan negara sekutu serta negara uni eropa memberikan berbagai sanksi terhadap Rusia. Salah satu sanksi yang diberikan terhadap Rusia ialah sanksi ekonomi. Sanksi ekonomi yang diberikan terhadap Rusia ini menyebabkan perekonomi Rusia memburuk sehingga pemerintah Rusia melakukan berbagai usaha untuk menjaga stabilitas perekonomiannya.
Salah satu ushaa yang dilakukan Rusia untuk menjaga stabilitas perkonomiannya ialah melalui perdagangan Internasional, mengingat Rusia merupakan salah satu produsen beberapa komoditas di dunia yang memiliki peran penting bagi kehidupan dunia. Sehingga perdagangan Internasional ini menjadi salah satu kunci utama bagi Rusia untuk menjaga stabilitass perekonomiannya.
Krisis Rusia-Ukraina ini telah menimbulkan berbagai macam dampak buruk bagi dunia. Dampak global yang ditimbulkan oleh krisis Rusia-Ukraina ialah :
Ancaman krisis energi dan pangan
Pada krisis Rusia-Ukraina ini negara-negara barat memberikan sanksi pada Rusia yang berakibat perekonomian di negara Rusia ini sempat terhenti. Akan tetapi Rusia tidak mau kalah dari sanksi yang telah diberikan kepadanya, sehingga Rusia menghentikan pengiriman gas alam kepada negara-negara barat. Padahal Rusia merupakan penyumbang utama gas alam pada negara-negara Eropa, sehingga hal ini menimbulkan terjadinya kelangkaan energi di Eropa. Ancaman ini sudah dirasakan oleh banyak negara di dunia.
Sanksi-sanksi yang diberikan oleh negara barat terhadap Rusia ini menimbulkan naiknya harga minyak mentah di dunia dalam kurun waktu dua tahun. Hal tersebut juga berakibat pada Indonesia yaitu menyebabkan naiknya harga-harga bahan bakar di Indonesia.
Kenaikan harga energi ini dapat mengancam stabilitas supply chain dunia. Hal ini dikarenakan penggunaan energi langsung dan tidak langsung menghabiskan sekitar 40 sampai 50 persen dari biaya produksi pangan. Sehingga apabila harga energi naik maka biaya produksi maupun harga pangan pun akan naik.
Rusia merupakan produsen minyak bumi terbesar dan sedangkan Ukraina menjadi produsen gandum terbesar. Sehingga Krisis Rusia-Ukraina ini sangat mengganggu stabilitas perdagangan Internasional. Dampak yang terjadi pada perdagangan Internasional akibat dari Krisis Rusia-Ukraina ialah terbatasnya pasokan energi dan pangan dari Rusia serta kurangnya pasokan pangan dari Ukraina.
Akibat dari kurangnya pasokan dari dua komoditas penting bagi dunia ini menyebabkan harga komoditas pada perdagangan internasional akan sangat terganggu. Terutama pada komoditas energi dan pangan. Hal tersebut tebrukti dengan kenaikan indeks harga komoditas gandum pada Maret 2022 yaitu naik sebesar 17,1% dari bulan sebelumnya.
Krisis Rusia-Ukraina ini juga menyebabkan naiknya harga komoditas dunia, terutama pada gandum, jagung serta minyak bunga matahari. Hal ini dikarenakan negara Rusia dan Ukraina merupakan pengekspor gandum di dunia sebesar 7,3%, 70% pengekspor minyak bunga matahari serta 2,6% pengekspor jagung di dunia.
Ancaman Inflasi
Krisis Rusia-Ukraina ini dapat menimbulkan inflasi di beberapa negara memburuk. Contohnya ialah apabila harga minyak niak lebih dari US$100 per barel, maka tingkat inflasi yang terjadi di Amerika Serikat per tahun bisa naik sampai dengan 10%.
Kenaikan harga pada energi ini juga dapat berakibat pada komoditas lain sehingga mengalami kenaikan harga seperti gas alam. Menurut Kepala Strategi Global JPMorgan Funds David Kelly yang dikutip dari CNN Business ialah "Semua ini akan terjadi pada saat pasokan komoditas lebih tertekan daripada sebelumnya dalam beberapa tahun terakhir".
Melambatnya Pertumbuhan Ekonomi
Tidak hanya krisis Rusia-Ukraina saja akan tetapi jika terjadi invasi maupun peperangan pada dasarnya memang mengganggu stabilitas politik maupun pertumbuhan ekonomi.
Dari semua hal diatas dapat disimpulkan bahwa Krisis Rusia-Ukraina memiliki dampak yang sangat besar bagi perekonomian global. Yang dimana dapat menyebabkan keterlambatannya pertumbuhan ekonomi global. Hal ini dikarenakan akibat dari terjadinya Krisis Rusia-Ukraina ini menyebabkan terjadinya inflasi global bahkan menimbulkan krisis energi dan pangan di dunia.
Krisis Rusia-Ukraina ini juga mempengaruhi neraca keuangan negara Rusia-Ukraina. Yang dimana akibat dari terjadinya krisis Rusia-Ukraina ini menimbulkan konflik baru yang berdampak pada supply makanan dan enegi pada negara maju. Sedangkan pada negara miskin akan tersika pada sektor keuangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H