Mohon tunggu...
Rizma Hernita Arfiani
Rizma Hernita Arfiani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa prodi PGSD dari Universitas Negeri Semarang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru Profesional: Sebuah Refleksi Diri Menuju Jalan Pengabdian

27 Maret 2024   09:49 Diperbarui: 27 Maret 2024   09:52 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen disebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah". Dengan adanya ini, maka sudah jelas bahwa guru merupakan pendidik profesional. Hal ini menunjukkan bahwa menjadi seorang guru melibatkan pemenuhan berbagai kriteria profesional yang telah ditetapkan. Dalam dunia pendidikan, peran guru tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Menjadi guru profesional tidak hanya dilihat dari pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki, akan tetapi guru profesional juga harus memiliki kepribadian yang baik sehingga dapat memberikan contoh yang baik untuk peserta didiknya, guru profesional memiliki kepribadian yang kuat, integritas, serta dedikasi yang tinggi terhadap pengabdian. Seorang pendidik profesional mengabdikan hidupnya untuk membantu peserta didik mencapai potensi terbesar mereka melalui inspirasi, bimbingan, dan dukungan. Mereka bersedia menempatkan banyak usaha tanpa mengharapkan kompensasi yang substansial karena menyaksikan kesuksesan masa depan peserta didik mereka membawa kepuasan terbesar bagi mereka.

Menjadi guru profesional memang tidak mudah. Banyak kompetensi-kompetensi yang harus dilaksanakan sehingga dapat dianggap menjadi guru profesional. Pendidik yang profesional harus memiliki kompetensi - kompetensi yang lengkap meliputi:

1. Penguasaan materi yang komprehensif serta wawasan dan bahan pengayaan, terutama pada bidang - bidang yang menjadi tugasnya.

2. Penguasaan strategi mencakup pendekatan, metode, dan teknik termasuk kemampuan evaluasinya.

3. Penguasaan ilmu dan wawasan kependidikan.

4.Memahami prinsip - prinsip dalam menafsirkan hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengembangan pendidikan di masa depan.

Dengan banyaknya kompetensi-kompetensi yang harus dilakukan, membuat saya bertanya-tanya apakah sudah pantaskah saja menjadi guru, mengingat beban kerja guru sangat banyak. Guru tidak hanya dituntut untuk mengajar, namun juga mendidik generasi bangsa Indonesia. Mengajar dan mendidik merupakan dua hal yang berbeda. Mengajar hanya memberikan pembelajaran saja, dan apabila tujuan pembelajaran sudah tercapai maka tugas guru sudah terpenuhi. Berbeda lagi dengan mendidik, guru harus memastikan peserta didiknya menjadi pribadi yang berbudi pekerti yang baik sehingga mampu terjun ke masyarakat dengan kepribadiannya yang baik. Tidak setiap guru yang memiliki keahlian mengajar mampu mendidik peserta didiknya. 

Dalam mendidik peserta didik, guru harus dapat mengaitkan materi pembelajaran yang diajarkan dengan nilai-nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Hal ini membuat saya kembali bertanya-tanya apakah saya akan dapat menjadi guru yang baik dengan adanya tuntutan seperti di atas. Belum lagi proses untuk menjadi guru juga tidak mudah. Tak hanya harus menyelesaikan pendidikan sarjana, namun serangkaian tes selanjutnya untuk bisa menjadi guru juga dibutuhkan kerja keras yang ekstra.

Menjadi guru bukan hanya sekadar profesi, namun sebuah panggilan jiwa dan pengabdian. Menjadi guru berarti mengabdikan hidupnya untuk mencerdaskan generasi bangsa Indonesia. Guru merupakan sosok pahlawan tanpa tanda jasa yang rela mendedikasikan waktu, tenaga, serta pikirannya untuk mencerdaskan peserta didiknya. Menekuni profesi sebagai seorang guru merupakan sebuah keputusan hidup yang diambil. Keputusan ini adalah upaya untuk memberikan pengabdian yang berarti dalam meningkatkan tingkat pendidikan di dalam masyarakat. Ini adalah langkah untuk menjadi sumber cahaya yang membimbing arah menuju masa depan. 

Sebagai guru, kita menjadi tokoh yang tak terlihat namun memiliki dampak yang besar dalam membentuk perjalanan hidup para generasi muda. Sebagai pengajar, kita menjadi contoh teladan bagi murid-murid kita yang pada akhirnya akan menjadi penggerak pembangunan bagi bangsa Indonesia. Menjadi seorang guru yang profesional melibatkan memilih jalur pengabdian. Seorang guru perlu memiliki pemahaman yang kuat akan tanggung jawab mereka sebagai pendidik dan pembimbing. Guru harus menyadari bahwa pekerjaan mereka memiliki dampak yang signifikan dalam membentuk masa depan generasi berikutnya. Dengan kesadaran dan rasa tanggung jawab yang tinggi, seorang guru bisa mengemban profesi mereka dengan semangat dan komitmen yang penuh. Pengabdian guru tentu saja tidak mudah, banyak rintangan dan tantangan yang dihadapi oleh guru. 

Guru harus menghadapi berbagai macam karakter peserta didik yang bisa jadi dengan keterbatasan sarana dan prasarana serta dengan berbagai tuntutan dari berbagai pihak yang terkait. Belum lagi kesejahteraan guru belum sepenuhnya merata dari Sabang sampai Merauke. Hal ini tentunya sangat disayangkan. Guru yang sangat berperan penting untuk memajukan dan mencerdaskan generasi bangsa tentu saja sudah selayaknya sejahtera. Namun ironisnya saat ini banyak guru-guru yang hidupnya belum sejahtera dikarenakan tidak mendapat gaji yang setimpal dengan pengabdiannya selama ini. Apabila guru tidak mendapatkan haknya berupa gaji dan kesejahteraan yang layak, maka bagaimana tuntutan-tuntutan dari berbagai pihak dapat terwujud. Hal ini harus menjadi fokus pemerintah di dunia pendidikan. Dengan melihat realita yang ada saat ini, ini juga menjadi pertanyaan saya apakah nantinya saya akan mampu menjadi guru yang baik dan profesional apabila kesejahteraan guru masih belum merata dan memprihatinkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun